Pasca KTT ASEAN 2009

Persiapan Komunitas ASEAN Masih Lemah

VIVAnews - Para pemimpin dari sepuluh negara Asia Tenggara peserta Konfrensi Tingkat Tinggi ASEAN di Cha-am, Thailand, Minggu 1 Maret, menandatangani Deklarasi Rancang Biru pembentukan Komunitas ASEAN 2015. Namun persiapan membentuk Komunitas ASEAN dalam tiga pilar itu (politik-keamanan, sosial-budaya, dan ekonomi) masih mengandung kelemahan, salah satunya belum mewakili kepentingan sebagian besar dari 500 juta warga di Asia Tenggara.

Demikian menurut kalangan pengamat dari Indonesia menanggapi hasil KTT ASEAN 2009 yang berlangsung sepanjang akhir pekan lalu di Thailand. Pengamat ASEAN dari Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, menilai bahwa sebagai cendekia dia sangat setuju bila ASEAN terlebih dahulu membuat rancang biru atau peta jalan (roadmap) mempersiapkan integrasi yang utuh di Asia Tenggara mulai 2015.

Namun, "ASEAN Roadmap harus memperhatikan tiga hal, yaitu tidak memakai bahasa samar-samar. Selain itu harus memperhatikan perbedaan dalam masyarakat ASEAN, dimana terdapat negara maju dan ada negara berkembang; kemudian Roadmap harus disosialisasikan ke dalam negeri [masing-masing anggota]," kata Rezasyah saay dihubungi VIVAnews, Senin 2 Maret 2009.

Menurut Rezasyah, dalam pencapaiannya nanti, masing-masing anggota tidak boleh ambisius, tidak boleh mengklaim bahwa dirinya adalah yang terdepan, dengan kata lain harus ada toleransi. "Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kalangan elit, yaitu bahwa pemimpin ASEAN tidak boleh mengklaim dirinya sebagai indikator pencapaian tersebut," kata Rezasyah.

Dia melihat pembentukan rancang biru menuju Komunitas 2015 merupakan pencapaian bersejarah bagi ASEAN setelah berhasil membentuk Traktat Persahabatan dan Kerjasama pada KTT di Denpasar 1976. "Ini merupakan indikator keberhasilan dari ASEAN. Kini ASEAN berada dalam masa globalisasi, dan memiliki sesuatu yang terukur dan terencana," kata Rezasyah. 

Namun, cendekia dari Universitas Indonesia, Beginda Pakpahan, melihat bahwa rancang biru persiapan Komunitas ASEAN yang ditandatangani para pemimpin belum mewakili rakyat. "Contohnya, dalam ASEAN Economic Community yang dipentingkan adalah skill labour, bukan [kepentingan] buruh. Padahal, buruh migran di kawasan itu kan mayoritas," kata Pakpahan kepada VIVAnews, Senin 2 Maret 2009. 

Selain itu peta jalan pembentukan badan hak asasi manusia (HAM) ASEAN lebih merupakan ajang promosi. "Sementara itu, penyelesaian masalah-masalah HAM di kawasan belum terpecahkan. Ini karena tidak ada komponen-komponen di luar pemerintah yang bisa menyalurkan aspirasi rakyat secara langsung," kata Pakpahan. 

Dia menilai agar rancang biru Komunitas ASEAN mewakili kepentingan rakyat di Asia Tenggara, perlu ada keterlibatan dengan pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi massa di Asia Tenggara sehingga bisa menyampaikan aspirasi rakyat ASEAN. Harapan ini sudah diakomodasi dalam KTT di Cha-am saat kali pertama berlangsung forum yang mempertemukan para pemimpin dengan kalangan LSM, parlemen, dan tokoh-tokoh masyarakat se-kawasan dalam membicarakan pembentukan dewan HAM, Sabtu 28 Februari 2009.

Ternyata SYL Pakai Uang Peras Pejabat Kementan untuk Renovasi Rumah dan Perawatan Keluarga

Sayang, pertemuan itu kurang lengkap dengan ketidakhadiran wakil masyarakat sipil dari Myanmar dan Kamboja karena dilarang oleh pemimpin masing-masing. Bahkan PM Kamboja Hun Sen dan PM Myanmar Thein Sein juga memboikot forum itu.

Terlepas dari "insiden di Cha-am" itu, Pakpahan berharap kalangan LSM juga dapat memonitor mekanisme pemerintah dalam mewadahi kepentingan mereka melalui pendekatan cluster. LSM akan masuk ke lintas cluster, kemudian di tingkat nasional untuk menjangkau ASEAN people, dan dibawa ke forum nasional. Ide-ide positif tersebut harus disampaikan di tingkat regional.

"Nanti kan juga akan ada cluster coordinator, sehingga akan ada payung besar berupa jaringan solidaritas rakyat ASEAN yang akan menyampaikan aspirasi rakyat ASEAN. Di sisi lain, cluster ini juga mengawasi mekanisme pemerintah," kata Pakpahan.

Ramalan Zodiak Kamis 18 April 2024: Taurus Alami Krisis Keuangan, Virgo Harus Menjauhi Orang Negatif
Pendeta, Eastwood Anaba

Pendeta Ini Ajak Jemaatnya Untuk Masuk ke Masjid dan Ungkap Hal Tak Terduga Ini

Tidak hanya itu saja, sang pendeta juga sempat membandingkan adab seorang muslim ketika memasuki masjid dengan orang kristen ketika mendatangi gereja.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024