VIVAnews – Lembaga swadaya masyarakat internasional yang bergerak di bidang lingkungan, Greenpeace menemukan kerusakan hutan di Papua makin parah. Juru Kampanye Hutan, Greenpeace Asia Tenggara, Bustar Maitar mengatakan hutan Papua terancam akibat perluasan perkebunan kelapa sawit dan pembalakan liar.
”Kami mendorong Pemerintah Indonesia mendeklarasikan penghentian sementara deforestasi sekarang,” kata Bustar, dalam siaran persnya, Jumat 17 Oktober 2008.
Greenpeace telah mengumpulkan bukti kerusakan hutan, seperti pembukaan hutan sagu dan nipah di selatan Jayapura untuk perkebunan kelapa sawit Sinar Mas,dan berlanjutnya kegiatan pembalakan ilegal di wilayah konsesi PT Kaltim Hutama andPT Centricodi daerah Kaimana, Papua Barat yang sebenarnya ijinnya sudah dibekukan.
Saat ini Greenpeace sedang mengadakan kampanye menggunakan kapal Esperanza, yang hari ini bersandar di Manokwari, Papua. Di Manokwari, Greenpeace mengajak masyarakat ikut menandatangani petisi yang mendesak Presiden Yudhoyono agar segera mendeklarasikan moratorium.
Kapal Esperanza, kata Bustar, akan meninggalkan Manokwari pada hari Minggu 19 Oktober 2008 dan akan menuju Jakarta. Kapal Esperanza akan berada di Indonesia hingga tanggal 15 November 2008.