VIVAnews - Institusi keuangan Timur Tengah dikabarkan ingin mengambil porsi saham PT Panin Life Tbk (PNLF) sebesar 30 persen. Hal itu terungkap, di sela acara World Islamic Economic Forum (WIEF) yang baru saja dilangsungkan di Jakarta.
Sumber VIVAnews mengatakan, institusi asing itu ingin masuk pasar asuransi syariah di Indonesia dengan cara menggandeng perseroan. Sebab, selain Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia sangat potensial bagi pengembangan asuransi syariah, emiten juga berniat membuka usaha syariah.
"Institusi keuangan itu bernama Al Barakah," ujarnya di Jakarta Rabu malam, 4 Maret 2009.
Wakil Presiden Direktur Panin Life Tri Djoko Santoso ketika dimintai konfirmasi mengakui, perseroan memang berniat membuka usaha perbankan syariah dan akan mencari mitra strategis.
"Tapi, kami sampai saat ini belum mengetahui pihak mana yang akan diajak perseroan dalam menggeluti usaha tersebut," ujarnya kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu.
Per 31 Januari 2009, Mellon S/A Cundill Recovery FD memiliki saham berkode PNLF sebesar 10 persen, PT Panin Insurance Tbk 49 persen, dan UBS Ag London Branch A/C IPB Segregated delapan persen.
Pada perdagangan Rabu, 4 Maret 2009, PNLF ditutup naik Rp 1 (1,78 persen) ke level Rp 57. Broker PT Lautandhana Securindo dengan kode YJ tercatat sebagai broker yang paling aktif mengoleksi saham Panin Life.
Menurut analis pasar modal David Cornelis, secara general adanya rencana masuknya investor asal Timur Tengah itu akan positif. Sebab, akan ada dana segar bagi perseroan dan bisa mendukung rencana ekspansi emiten untuk jangka panjang yang bakal meningkatkan pendapatan.
"Harga saham tentunya juga akan bereaksi positif terhadap adanya berita tersebut," tutur David.
Pada kuartal III-2008, perseroan mencatat pendapatan Rp 1,23 triliun atau turun 181,51 persen dari periode yang sama 2007 Rp 1,51 triliun.
Sedangkan laba bersih mencapai Rp 383,13 miliar, meningkat 2,06 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 375,40 miliar.