Ekspor Makanan Terpangkas Lebih dari 50%

VIVAnews - Nilai ekspor produk makanan dan manufaktur Januari 2009 turun dibandingkan Desember 2008. Ekspor makanan dan minuman Januari hanya US$ 405 juta.

Padahal pada Desember 2008 nilainya masih US$ 862 juta. Angka ekspor Januari semakin terpuruk jika dibandingkan November 2008 yang tercatat US$ 1,12 miliar.

Namun Ketua Umum Gabungan Pengusaha makanan dan Minuman Indonesia, Thomas Darmawan di Kantor Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis 5 Maret 2009 mengatakan, penurunan ekspor ini belum bisa dijadikan patokan terpuruknya industri makanan dan minuman. Ia menduga turunnya order ini disebabkan faktor awal tahun.

"Kan itu habis Natalan juga Tahun Baru, kemudian juga ada Obama sebagai Presiden baru AS, jadi mungkin ordernya memang turun," ujar Thomas.

Namun diakui, data Januari ekspor makanan sudah turun. Ditanya terkait efek krisis global atau tidak, Thomas belum bisa memastikannya. "Kalau dari permintaan kami belum lihat, berdasarkan data yang kami meiliki, turunnya nilai ekspor ini karena faktor harga komoditi," ujarnya.

Sisterhood Modest Bazaar, Berburu Baju Lebaran Hingga Menu Berbuka
Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel

Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme

Guru Besar Fakultas Psikologi UI Prof. Dr. Mirra Noor Milla, sepakat bahwa perempuan, anak-anak, dan remaja rentan terpapar radikalisme, seperti paparan BNPT

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024