Kisah dari Pembaca eks Tapol

Detasemen Peralatan (Denpal) II

VIVAnews - Kalau para anggota militer tidur di veld bed masing-masing, maka kami tidur diatas selembar plywood yang ditumpangkan pada dua ban bekas, dilapis tikar. Kalau para anggota militer setiap hari makan di warung dengan uang lauk-pauk mereka, maka kami  memasak sendiri secara bergiliran. Bangun pagi harus siapkan kopi, kemudian menanak nasi untuk sehari, sarapan, makan siang dan makan malam.

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia

Kalau giliran saya  tugas didapur, Mamad yang orang Bandung sering protes, kopinya mirip kolak, terlalu  manis! Untuk lauk makan paling mudah bikin sop dan goreng tempe. Tugas dapur ini harus selesai cepat karena begitu jam kerja, relatif bebas, semau yang memerintah, mulai semuanya sudah harus siap kerja dengan perut terisi.

Kalau kebetulan tugas luar, maka makanan di Pos Sempu sering tersisa. Kami menamakan tempat tersebut dengan Pos Sempu karena terletak di wilayah Sempu, Serang.

Sementara kami-kami ditugaskan di proyek-proyek rehabilitasi jalan, ratusan teman - teman kami ditempatkan di proyek-proyek perumahan, gedung, sekolah, masjid dibawah bimbingan Ir.Gondosoemarmo yang alumnus Tehkik Sipil ITB, didampingi Atjep DH yang calon arsitek, tahanan dari Kebonwaru Bandung.

Mereka, ratusan tapol disebar ke berbagai tempat, ada yang membangun pemandian air panas di Batukuwung, membangun sekolah di Serang, masjid di Menes, Gedung Wanita di Serang, Kampus Universitas Maulana Jusuf di Serang. Kami jarang berhubungan dengan mereka tetapi sekali-kali bisa kontak saat bertemu selama tugas.

Kalau mereka yang bekerja di bidang bangunan boleh dikata relatif menetap di satu tempat,lain dengan ratusan tahanan yang mengerjakan proyek-proyek rehabilitasi jalan. Mereka berpindah-pindah dari suatu desa ke desa lain,mengikuti perkembangan selesainya jalan yang dikerjakan: mulai dari pengamparan (mengisi jalan dengan batu-batu ukuran besar), disusul batu-batu sedang serta kecil dan diakhiri dengan pengaspalan.

Proyek rehabilitasi jalan ini ada beberapa; Palima – Cinangka disingkat Palka, Pasauran –Cilegon disingkat Pasagon, Pandeglang – Labuan disingkat Pandan, Saketi - Malingping disingkat Samping, Petir – Baros disingkat Petros, Rangkasbitung - Leuwidamar  disingkat  Radar, Menes – Mandalawangi disingkat Medal.

Kami para teknisi yang ditempatkan di Pos Sempu harus siap setiap saat berangkat ke salah satu proyek bila diperlukan. Komunikasi antara proyek dengan Pos Sempu cukup lewat para sopir mobil umum,yang menyampaikan pesan dengan surat atau bahkan cukup lisan. Kadang kami berangkat dengan jeep Denpal, diantar sopirnya Kopral Uyuk. Bisa berangkat hanya berdua,tetapi tidak jarang pula ditemani salah satu perwira, tergantung dari urgensinya.

Kalau masalahnya cukup penting, tidak jarang  ikut dalam jeep Komandan denpal sendiri. Selama bertugas di Denpal, saya mengalami dua kali pergantian komandan, dan paling berkesan adalah Kapten Obos Sopandji dan Kapten Abi Said (adik kandung Brigjen Acub Zainal Pangdam Cenderawasih Papua).

Kalau Kapten Sopandji orangnya tenang, kalau Kapten Abi Said sedikit ugal-ugalan. Tetapi keduanya militer sejati, tidak segan turun tangan dan kalau perlu bekerja sampai malam dan tidur dimana saja, termasuk di masjid.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Betapa tidak ugal-ugalan, Kapten Abi said ini pernah bertukar baju dengan saya. Dia pakai werkpak saya yang berwana biru tua, saya disuruh pakai seragam militer dengan pangkat Kapten dan dia yang nyopir jeep dan saya duduk disamping sebagai Komandan.

Komandan Korem Kol.Anwar Padmawidjaja setiap hari keliling ke seluruh proyek, didampingi ajudan Peltu CPM Sajuti. Kalau naik jeep Toyota sopirnya Serma Lokollo, kalau naik jeep Zastava (jeep buatan Yugoslavia) sopirnya Kopral Alipin.

Saat saya sering bepergian keluar Serang, para tapol di berbagai proyek seluruh Banten dikawal Yon 320/Siliwangi dan diantara mereka saya kenal baik Letnan Uen Suhandi, salah satu Komandan Kompi yang ditempatkan di Banten Selatan.

Dikalangan militer yang bertugas di proyek-proyek, Danrem dikenal dengan sebutan : Sultan (sebutan ini sebenarnya berasal dari para tapol, tetapi kemudian di adopsi juga oleh para prajurit militer karena dianggap sangat tepat).

Tugas utama kami para teknisi di Pos Sempu adalah merawat mesin-mesin dan kendaraan-kendaraan yang bekerja di proyek-proyek dan meliputi: truk diesel (puluhan dan semuanya dipinjam paksa dari proyek Cilegon), stoom wals atau mesin gilas jalan milik proyek Cilegon atau DPU (Dinas Pekerjaan Umum) dengan berbagai merk buatan Jerman (Hatra), Inggris (Aveling Badford), Jepang (Sakai) dan Yugoslavia (Oktobar), mesin pemecah batu (stone crusher), kompressor untuk mesin bor pengeboran batu yang akan diledakkan dengan dinamit. bersambung.

Jangan Asal Pilih, 5 Tips Ini Harus Diperhatikan Muslimah Saat Memilih Kosmetik Halal
Duel Vietnam vs Timnas Indonesia

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Harapan pecinta sepakbola melihat Timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia kembali muncul. Masih ada berapa tahap lagi untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026?

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024