Indeks Berfluktuatif

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Senin, 20 Oktober 2008, diprediksi bergerak fluktuatif. Mulai bergairahnya pergerakan bursa global dan regional menjadi sentimen positif. Sedangkan sisi teknis yang masih menunjukkan tren terkoreksi memicu indeks melemah kembali.

“Indeks masih fluktuatif. Bisa menguat dan melemah,” kata analis AmCapital Securities Robin Setiawan kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu, 19 Oktober 2008.

Robin memperkirakan, indeks awal pekan ini berfluktuatif di kisaran batas bawah (support) 1.360 dan batas atas (resistance) di level 1.550.

Pada transaksi Jumat, indeks ke posisi 1.399,42 atau melemah 63,83 poin (4,36 persen) dari perdagangan sehari sebelumnya yang terkoreksi 57,15 poin atau 3,76 persen di level 1.463,25. 31 saham ditutup menguat, 134 melemah, 42 stagnan, dan sebanyak 253 saham tidak ditransaksikan.

Menurut Robin, meredanya tekanan jual bursa Wall Street Wall pada penutupan perdagangan sesi Jumat, 17 Oktober 2008, atau Sabtu pagi WIB akan menjadi sentimen positif pergerakan pasar Asia, termasuk IHSG. Sebab, bursa Wall Street selalu menjadi acuan pemain asing maupun lokal.

Indeks Dow Jones hanya terkoreksi 127,4 poin atau 1,41 persen ke level 8.852,22 pada penutupan Jumat, setelah terpuruk 261 poin di awal pembukaan sesi dan sempat melorot di kisaran 302-563 poin.

Selain itu, aksi pembelian kembali (buy back) saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan grup Bakrie yang dinanti-nanti pelaku pasar diprediksi turut memicu bergairahnya kembali bursa saham. “Sentimen negatif indeks hanya terdorong aksi pelepasan saham oleh investor asing yang memindahkan portofolionya ke ladang investasi lain seperti komoditas emas dan valas,” jelas dia.  

Sedangkan pengamat dan praktisi pasar modal Gifar Indra Sakti berpendapat, indeks Senin berpotensi terkoreksi karena masih dalam tren melemah (down trend) setelah sempat naik (rebound minor). Hal itu terbaca dari tren harian. Indikator teknikal kata dia, seperti moving average convergence divergence (MACD) dan stochastic oscillator masih menunjukkan sinyal turun.

Dia menambahkan, kondisi regional yang relatif belum stabil dan aksi buy back saham pemerintah yang diprediksi sudah usang tidak terlalu banyak membantu pergerakan indeks. “Jadi, indeks Senin cenderung terkoreksi dengan support 1.371 dan resistance 1.447,” ujar Gifar.

Rekomendasi Saham

Robin merekomendasikan, akumulasi saham-saham unggulan BUMN seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk jangka pendek dan panjang. “Aksi buy back lanjutan dan fundamental perseroan yang menjanjikan menjadi alasan,” jelasnya.

Gifar Indra Sakti juga menyarankan, beli saham papan atas (blue chips) industri tambang, perkebunan, dan perbankan untuk jangka menengah dan panjang. Harga yang relatif cukup murah dan ekspektasi kinerja kuartal tiga tahun ini yang bakal positif menjadi katalis pembelian saham. “ANTM, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) layak dikoleksi karena harga cukup murah,” ujarnya.

Pj Bupati Purwakarta Ingatkan Integritas ASN dan Mitigasi Wabah DBD
VIVA Militer: Serangan udara militer Israel ke basis Iran

Drone Israel Berhasil Ditembak Jatuh, Pangkalan Militer Iran jadi Sasaran

Israel membuktikan ancamannya dengan melakukan aksi serangan balas dendam ke Iran. Sejumlah lokasi termasuk pangkalan militer angkatan udara jadi sasaran.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024