Isu Buddha Telah Dipolitisir

VIVAnews - Isu Buddha Bar telah melenceng dan dipolitisir. Kontroversi Buddha Bar telah dimanfaatkan oleh kader-kader Budha yang sedang mengajukan diri sebagai caleg pada Pemilu 2009.

Demikian dikatakan Ketua Dewan Pembina Gemabudhi, Lieus Sungkharisma kepada VIVAnews usai acara dialog kontroversi Buddha Bar di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.

Dia menilai isu Buddha Bar telah dipolitisir. "Isu ini begitu hebat diangkat ke permukaan membawa beberapa anak pejabat," ucapnya.

Lieus menilai isu Buddha Bar sudah melenceng. Awalnya, sejumlah pihak yang berkeberatan hanya menuntut untuk perubahan nama saja.

Namun seiring waktu berjalan isunya berubah menjadi tuntutan penutupan Buddha Bar. Padahal, menurutnya banyak restoran di Indonesia yang menggunakan nama Budha dan tidak pernah dipermasalahkan.

Isu Buddha Bar telah dimanfaatkan untuk kepentingan Pemilu 2009. "Isu ini begitu hebat diangkat ke permukaan hingga membawa nama anak-anak pejabat," katanya.

Lieus sangat memahami jika sebagian umat Budha menentang berdirinya Buddha Bar. Namun ia menyatakan agar penyelesaian masalah ini melalui forum dialog, bukan dengan aksi demo.

Wakil Ketua Umum Masyarakat Agama Budha Mahayana Indonesia, Supradipa mengatakan, penyelesaian masalah Buddha Bar ini harus melalui jalur hukum.

"Harus dengan jalur hukum bukan melalui demo karena ini sudah bukan bicara agama tapi hukum," ucapnya.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Baca juga: Sejarah Bangunan Buddha Bar

Angger Dimas saat berada di makam Dante

Ibunda Meninggal Dunia, Angger Dimas Ungkap Kenangan Haru Tak Terlupakan

Angger Dimas mengungkap kenangan indah dengan sang bunda. Angger merasa Tri Rahayu merupakan sosok ibu yang sangat berjasa yang telah membuatnya sampai di titik sekarang.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024