Penembakan di Alabama, Amerika Serikat

Pembunuh Frustrasi Gagal Jadi Marinir

VIVAnews - Michael McLendon diketahui menderita depresi. Pasalnya, dia frustrasi tidak bisa mewujudkan harapannya untuk menjadi seorang tentara marinir atau polisi. Sebagai pelampiasan, dia akhirnya membunuh banyak orang.

Demikian ungkap penyelidikan pihak keamanan setempat atas kasus pembantaian yang dilakukan McLendon di kota Samson dan Geneva, negara bagian Alabama, Amerika Serikat (AS), Selasa 10 Maret 2009. Dia menewaskan sepuluh orang, termasuk ibu, paman, nenek, dan dua sepupunya. Pria 28 tahun ini lalu bunuh diri setelah tembak-menembak dengan polisi
 
Barry Tucker, petugas dari Biro Penyelidik Federal (FBI) cabang Alabama, mengungkapkan bahwa beberapa hari sebelum pembantaian, McLendon pernah mengaku kepada seorang teman akrab bahwa dia mengalami depresi.

Pasalnya, dia pernah diterima menjadi prajurit marinir namun tak lama kemudian dipecat karena memberikan informasi palsu. Dia lalu mencoba menjadi polisi, namun gagal.

Pihak penyelidik juga mengungkapkan bahwa sebelum beraksi, McLendon meninggalkan secarik surat yang mengungkapkan bahwa dia telah membunuh ibunya dan berencana bunuh diri. Dia juga mengungkapkan pertikaian keluarga atas masalah hukum. Namun McLendon tidak mengungkapkan rencana pembunuhan itu kepada siapapun.

Ini merupakan kali ketiga publik di Amerika diguncang berita pembantaian bersenjata oleh warga sipil sejak awal tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya kabar seperti juga sering muncul. (AP)

Aplikasi Ini Bisa Bikin Penumpang Terhibur di Pesawat
Workshop Literasi Digital

Workshop Makin Cakap Digital, Membentuk Kesadaran Etika Berjejaring bagi Guru dan Murid Sorong Papua

Semua guru dan murid yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyimak materi dari para narasumber.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024