VIVAnews - Setiap wanita wajib memiliki daftar barang-barang klasik, dari mulai busana atau asesoris lainnnya. Karena item klasik itu sangat mudah dipadankan busana dan asesoris lainnya.
"Seperti contohnya, little black dress, kemeja putih, dan kardigan. Setiap wanita wajib memiliki," kata perancang muda Indonesia, Ichwan Toha, dalam acara di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Sabtu, 14 Maret 2009.
Menurut dia, bagaimanapun seorang wanita harus mampu membuat dirinya bergaya. Karena, hal itu dapat membuat agar asesoris dan baju-baju klasik tadi menjadi seimbang. Tidak hanya itu, para wanita harus piawai dalam memadankan busana dengan asesoris yang ada.
Ichwan juga memberikan tips lain. Wanita harus pede alias percaya diri. Wanita itu harus mengetahui dimana titik kelemahan dan kelebihan pada dirinya. Terutama pada bagian fisik. Tujuannya, agar busana dan asesoris yang ada bisa disiasati menjadi lebih sedap dipandang.
"Yang norak itu yang ngga punya selera. Kalau dari fashion seperti yang saya bilang tadi, kalau misalkan lengannya besar berati di bagian lain harus diseimbangkan. Agar tidak terlihat berat dan tidak beraturan," jelas Ichwan yang menjadi juri di acara Lux Foamphoria ini.
Dia juga menambahkan, wanita Indonesia yang kurang percaya diri jangan takut untuk berekspresi. Karena menurut dia, semakin dilihat orang maka sepatutnya kita akan semakin stand out alias tegap berdiri.
Ichwan pun kembali kepada persoalan asesoris dan busana klasik tadi. "Pokoknya semua hal yang berpotongan sederhana dan simpel," ujar dia.
Icwan menegaskan, busana kemeja berwarna putih itu sangat penting. Sebaba sifatnya timeless dan inovatif. "Fashion is all about bagaimana kita mengekspresikan diri," ujar dia.
Dan yang paling penting adalah harus percaya diri. Jangan takut untuk berekspresi. Itulah esensi dari less is more, sesuai tema acara yang sedang dipimpin Ichwan. "Tidak ada batasan dalam fashion," ungkap dia.
Viral Video Pria Bakar Diri di Pinrang Sulawesi Selatan, Begini Faktanya
Viral sebuah video memperlihatkan seorang pria membakar diri di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Pacongan, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
