Pengrajin Rotan Hadapi Kekurangan Bahan Baku

VIVAnews - Pengrajin limbah kayu dan rotan asal Cirebon terancam kekurangan bahan baku.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia

"Biasanya dalam sebulan, saya menggunakan bahan baku sebanyak satu hingga dua ton," kata pemilik Buna Kreasi Persada, Husna di kediaman sekaligus tempat usahanya yang berlokasi di Jalan Rajawali Cirebon Jawa Barat, Sabtu, 14 Maret 2009.

Namun belakangan ini, kata Husna, usahanya hanya menerima sekitar 600 kilogram limbah rotan dan furnitur sebagai bahan bakunya.

"Bahkan kami dikomplain oleh pembeli karena kualitasnya lebih jelek," keluhnya pada Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat berkunjung ke workshopnya.

Mari mensinyalir, turunnya pasokan bahan baku tersebut akibat industri mebel mengalami penurunan produksi. "Imbasnya, industri yang menggunakan limbahnya terkena," kata Mari.

Selama ini, Husna mengolah limbah rotan dan furnitur berupa serpihan atau balok-balok kecil yang tersisa menjadi kerajinan berbentuk bunga, pot bunga, pernik, mainan sangkar burung, atau bentuk kriya lainnya. Usaha itu telah berdiri sejak 1990. 

Penampilan Makin Sopan, Nikita Mirzani Ternyata Diawasi Rizky Irmansyah

"Limbahnya sebagian didapat dari Tegalwangi, tapi ada juga yang didatangkan dari Sulawesi," ujar dia.

Husna mengakui, sebagian besar produksinya memang khusus untuk diekspor. "Paling banyak di Eropa, terutama Jerman," ujarnya.

Khusus untuk pembeli langganan dari Jerman, Husna telah menyuplai selama 18 tahun, terutama untuk kerajinan mainan sangkar burung. Rata-rata tiap bulan, ekspor kerajinan rotan Husna mencapai US$ 12 ribu.

"Usaha kami mempekerjakan masyarakat sekitar, kurang lebih 400 orang, terutama anak-anak cacat yang sudah lulus dari SLB," katanya.

Sidang Sengketa Pilpres di MK, Bawaslu Sebut Jokowi Bagi-bagi Bansos Tak Langgar Netralitas
Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Amerika Serikat (AS) disebut toleh Rusia elah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas teror di Moskow.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024