Krisis Ekonomi Global

Dana ke Negara Berkembang Susut US$350 Miliar

VIVAnews - Seluruh dunia diminta untuk memperkuat sistem keuangan. Upaya ini untuk melindungi negara-negara berkembang seiring semakin dalamnya krisis global.

Sebab akibat krisis global, aliran dana ke negara berkembang telah berkurang US$ 300-350 miliar. "Jadi pembiayaan swasta saat ini sulit dilakukan," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Anggito Abimanyu saat membeberkan hasil pertemuan menteri keuangan negara G20 di Gedung Departemen Keuangan, Senin 16 Maret 2009.

Menurut Anggito, pertemuan G20 menyepakati dua agenda utama yakini upaya pemulihan global dan perkuatan sistem keuangan dunia.

Untuk memperkuat sistem keuangan dunia diusulkan pembentukan Forum Stabilisasi Keuangan (FSF) di tingkat dunia. Sementara di Indonesia, katanya, dilakukan dengan kekreatifan pemerintah untuk mencari sumber pendanaan. Salah satunya misal dengan DDO (Deferred Drowdown Option), penjaminan penerbitan utang dari ADB dan atau seperti Penerbitan Samurai Bond.

FSF, menurut Anggito dibentuk untuk mempertegas langkah penguatan keuangan di dunia internasional. FSF menjadi langkah fokus untuk penanganan krisis jangka pendek. Di antaranya yaitu untuk melakukan langkah sistematik dalam segala pengambil kebijakan baik diinstitusi, pasar, atau instrumen lain untuk meminimalkan dampak krisis. FSF juga diperlukan untuk memperkuat peraturan guna mencegah krisis yang semakin sistemik dan juga memperkuat kerjasama internasional.

Sidang PHPU, KPU Tepis Sirekap Jadi Bagian Kecurangan Pemilu
Ilustrasi lahan.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Dalam hal ini Alson selaku juru bicara Polres Bintan, jelaskan bahwa pemanggilan Hasan sebagai saksi terkait kasus dugaan pemalsuan surat lahan di Kecamatan Bintan Timur.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024