17 Maret 1968

Demo Anti Perang Vietnam di London Rusuh

VIVAnews - Lebih dari 200 orang ditahan setelah unjuk rasa anti Perang Vietnam di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di London, Inggris, 17 Maret 1968, berakhir rusuh. Brigade Ambulans St. John menyatakan mereka merawat 86 korban luka-luka. Sebanyak 50 orang dilarikan ke rumah sakit, termasuk 25 petugas kepolisian.

Menurut laman stasiun televisi BBC, anggota parlemen dari Partai Buruh, Peter Jackson, saat itu menyatakan akan membuka diskusi dengan Menteri Dalam Negeri Inggris mengenai kemungkinan kekerasan oleh polisi. "Saya terutama menyorot pengerahan polisi berkuda yang masuk ke tengah kerumunan," kata Jackson pada harian The Times.

Sebelumnya sekitar 10.000 pengunjuk rasa melakukan aksi damai menentang perang Vietnam dan dukungan pemerintah Inggris kepada AS di perempatan Trafalgar. Kerusuhan terjadi saat para pemrotes pindah ke kedutaan AS di Grosvenor.

Ratusan polisi menjaga ketat kedutaan AS. Mereka membentuk pagar betis untuk mencegah pengunjuk rasa mendekati kedutaan. Suasana memanas ketika para peserta aksi menolak mundur dan berhadapan langsung dengan polisi.

Pemrotes akhirnya berhasil menembus barikade polisi dan memasuki halaman kedutaan AS. Mereka merusak pagar plastik dan mencabuti semak-semak. Batu, tanah, petasan, dan bom asap berhamburan di tengah bentrokan.

Seorang polisi dilaporkan menderita cedera tulang punggung. Sementara petugas lainnya mengalami luka di bagian leher.

Ekspansi Perusahaan Musik Terkemuka Asia Tenggara Diresmikan di Indonesia
Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Amerika Serikat (AS) disebut toleh Rusia elah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas teror di Moskow.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024