Konferensi Kelautan Dunia

Tahun Ini WOC Angkat Isu Perubahan Iklim

VIVAnews - Isu keluatan perubahan iklim akan menjadi topik utama dalam Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference), yang diselenggarakan 11-15 Mei 2009 di Menado Sulawesi Utara ini, merupakan yang pertama selama 27 tahun terakhir.
 
Sekretaris Jenderal Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan konferensi kelautan tingkat dunia merupakan upaya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim global.

"Konferensi tingkat dunia yang berlangsung di Menado Sulawesi Utara ini akan mengangkat isu kelautan sejak tahun 1982 hanya isu marjinal," katanya pada konferensi pers World Ocean Conference di Gedung Sapta Pesona Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, Selasa, 17 Maret 2009.
 
Keanekaragaman hayati di daerah terumbu karang (triangle coral area) yang meliputi kawasan enam negara, memiliki pengaruh signifikan pada perubahan iklim dunia. Negara-negara tersebut antaralain Indonesia, Filipina, Malaysia, Filipina, Solomon dan Timor Leste.

"Perubahan iklim akan mempengaruhi keanekaragaman hayati di tempat ini dan akhirnya akan mempengaruhi iklim global," katanya.
 
WOC yang akan dihadiri 121 negara dari negara berkembang dan negara maju, akan menghasilkan deklarasi Manado yang berkaitan dengan penyelamatan laut triangle di enam negara.
 
Ancaman terhadap kelangsungan dunia dengan perubahan iklim secara global sangat nyata. Indro memaparkan pada 2050, naiknya permukaan air laut menyebabkan Pantai Indah Kapuk, kawasan Ancol dan Tanjung Priok di Jakarta akan tenggelam seiring proses tenggelamnya 2.000 pulau Indonesia.
 
Gagasan yang datang dari lima negara untuk mengadakan WOC, tutur Indro, menjadikan kawasan segitiga laut di enam negara menjadi amazonnya laut (amazon of the seas). "Harapan kami, UNEP akan membawa Deklarasi Menado pada International Climate Change (ICC) Desember 2009,".
 
Di tempat yang sama Kepala Badan Riset Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Gellwyn Yusuf mengemukakan pada konferensi tingkat pejabat negara tersebut akan menentukan standar dan aksi apa yang perlu untuk melindungi terumbu karang di dunia.
 
Pada kawasan laut di enam negara, terdapat 37 jenis terumbu karang dari total yang ada di dunia, 76 jenis terumbu karang diantaranya berada di Indonesia. Luasan hutan mangrove di kawasan tersebut merupakan mangrove terbesar di dunia. "Kawasan laut merilis oksigen 2 gigaton, lebih besar daripada hutan yang merilis oksigen dan mengeluarkan karbon 1 gigaton, peran laut sangat penting dalam perubahan iklim," katanya.
 
Gellwyn menyebutkan ada lima rencana aksi dan dalam Coral Triangle Initiatives (CTI) yaitu program bentang laut (seascape ) yaitu menyusun peruntukan laut untuk berbagai jenis kegiatan maupun perlindungan.

Kedua, pelaksanaan perikanan berbasis ekosistem yang dikelola bersama dan untuk kepentingan bersama. Rencana aksi ketiga, katanya, menetapkan daerah perlindungan laut (marine protected area). selanjutnya terkait Menado Declaration akan mengatasi dampak perubahan iklim serta upaya antisipasi ancaman punahnya biota dan kehidupan laut.

PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan
Singapore Tourism Board Memperbaharui Kemitraan dengan GDP Venture

Singapura Siap Sambut Kembali Wisatawan! STB dan GDP Venture Perbarui Kemitraan

Hasil dari kerjasama ini, ia akan mendorong kuat minat para wisatawan Indonesia untuk berwisata ke Singapura.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024