Malaysia Perkirakan 50.000 Penganggur Baru

VIVAnews - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih akan melanda Malaysia sepanjang 2009. Sebanyak 50.000 pekerja, terutama yang bekerja di industri manufaktur, terancam kehilangan mata pencaharian.

"Industri manufaktur diperkirakan paling menderita diterjang krisis, dari total pekerja yang di-PHK tahun lalu, 85 persen di antaranya bekerja di sektor manufaktur," kata wakil direktur pekerja di departemen sumber daya manusia Malaysia Sheikh Yahya Sheikh Mohamed seperti dimuat harian The Straits Times edisi Rabu, 18 Maret 2009.

Sejak terkena imbas krisis ekonomi global sejak September 2008 lalu, industri Malaysia telah memangkas 26.000 pekerja. Sepanjang 2008, 33.000 pegawai kehilangan sumber nafkah mereka. Angka ini tidak termasuk pekerja ilegal di bidang perkebunan hingga konstruksi.

Yahya mengatakan pemangkasan pekerja tidak akan separah PHK massal yang terjadi pada krisis ekonomi Asia yang terjadi pada 1997/1998 silam. Saat itu, 84.000 pegawai Malaysia terpaksa dirumahkan.

Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Najib Razak mengatakan tingkat pengangguran di Malaysia akan meningkat hingga 4,5 persen pada 2009. Berdasarkan data statistik jumlah pekerja triwulan ketiga 2008, angka ini setara dengan 500.000 penganggur . Tahun lalu jumlah pengangguran di Malaysia hanya 3,7 persen.

Jumlah penganggur di Malaysia masih lebih sedikit dibanding pengangguran di Filipina. Pada Januari, tingkat pengangguran di Filipina mencapai 7,7 persen.

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'
Ilustrasi harga tiket pesawat pendorong inflasi.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Anggota Komisi VI DPR RI yang juga Wakil Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Evita Nursanty menolak rencana pemungutan iuran dana pariwisata.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024