CEO Asuransi AIG, Edward Liddy

Pusing Memikirkan Bonus Besar

VIVAnews - Direktur sekaligus Kepala Eksekutif Korporat (CEO) American International Group (AIG), Edward M. Liddy, kini gundah gulana.  Dia pusing mewarisi kebijakan pemberian bonus berjumlah besar yang dibuat AIG kepada para pegawainya saat perusahaan asuransi itu sedang dilanda krisis.

Pasalnya, kebijakan ini muncul sebelum mantan eksekutif Goldman Sachs kelahiran 28 Januari 1946 itu datang memimpin AIG, September 2008. Dia sendiri tidak mendapat bonus sepeser pun namun harus memberi bonus kepada sedikitnya 73 pegawai, masing-masing senilai lebih dari US$1 juta.

Saat menghadapi para anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu 18 Maret 2009, Liddy harus menjelaskan kebijakan pemberian bonus untuk tahun anggaran 2008-2009 dengan total US$ 220 juta. Padahal AIG sedang dibelit krisis keuangan sehingga mendapat kucuran dana talangan dari pemerintah hingga sebesar US$ 170 miliar.

Kebijakan memberi bonus dengan jumlah bervariasi antara US$ 1.000 hingga US$ 6,4 juta itu, menurut Liddy, sudah ada sebelum dia memimpin AIG. Liddy juga mengaku tidak menerima sepeser pun bonus. Gaji tahunan yang dia terima hanya US$1. Liddy mengaku tidak suka dengan pemberian bonus besar-besaran saat ini. 

"Saya tidak menyukai kebijakan yang tidak baik ini dan saya juga tidak suka harus melaksanakan kebijakan ini," begitu ditulis Liddy dalam suratnya kepada menteri keuangan AS, Timothy Geithner, akhir pekan lalu.

Liddy juga mengatakan jika semua keputusan korporat diserahkan kepadanya, dia akan mengubah kebijakan pemberian bonus. Dia mengaku telah mengubah kebijakan pemberian kompensasi untuk tahun 2009. Liddy juga menyatakan berhasil membuat 25 pegawai dengan pendapatan tertinggi di divisi produk finansial setuju menurunkan gaji mereka.

Namun bonus tetap diberikan dan memicu kemarahan Kongres yang meminta para eksekutif mengembalikan uang yang mereka terima. Nama citra raksasa asuransi AIG semakin buruk ketika mengaku membayarkan dana talangan yang mereka terima ke sejumlah bank asing.

Meski pemerintah terus berusaha agar eksekutif AIG mengembalikan bonus mereka, Geithner mengaku bisa menerima pembelaan Liddy. Menurut Geithner, Liddy mewarisi keadaan ini dari pimpinan AIG sebelum dia.

"Termasuk kontrak imbalan, bonus, yang sudah dibuat sebelum pemerintah ikut serta dalam pengelolaan AIG," ujar Geithner.

Pemerintahan Presiden Barack Obama telah berusaha mencegah pemberian bonus ini. Politisi Demokrat di Komisi Keuangan Senat, Max Baucus dan politisi Republikan Charles Grassley telah mengajukan rancangan undang-undang yang mengatur agar penerima bonus pendapatan dengan jumlah lebih dari US$ 50.000 dikenai pajak 35 persen. (AP)


Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!
Ketua Fraksi Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas

Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye

Politisi yang akrab disapa Ibas, itu menyatakan siap bersinergi dan berkolaborasi, dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Transisi pemerintahan harus berjalan baik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024