Bank Sentral AS akan Kucurkan US$1,2 Trilliun

VIVAnews - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), akan meluncurkan dana US$ 1,2 triliun untuk menurunkan bunga kredit perumahan dan pinjaman konsumen lainnya. Tindakan ini diharapkan dapat memicu ekonomi AS.

Dari dana US$ 1,2 triliun ini, US$ 300 miliar untuk membeli surat utang pemerintah jangka panjang. Sisanya dikucurkan kepada perusahaan sekuritas pemberi kredit perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac.

"The Fed terlihat sangat siap dan mampu menjadi penyedia dana bagi pasar kredit," kata dekan Sekolah Bisnis Ageno di San Fransisko, Terry Connelly.

Keputusan ini muncul sebagai hasil rapat dua hari antara dewan gubernur The Fed. Selain mengucurkan dana tambahan, The Fed juga menetapkan batasan bunga pinjaman bank antara nol hingga 0,25 persen. Para ekonom memperkirakan The Fed akan menahan batasan bunga tersebut sepanjang tahun ini.

Pengumuman The Fed berefek manis bagi bursa saham Wall Street. Indeks Dow Jones yang sebelumnya melemah kini menanjak 90,88 atau 1,2 persen ke angka 7.486,58. Indikasi saham lain juga mengalami kenaikan. Namun mata uang dolar menderita penurunan nilai tukar terhadap mata uang lainnya.

Beberapa waktu lalu, Gubernur The Fed Ben Bernanke mengatakan resesi dapat berakhir tahun ini jika pasar kredit dan finansial dipulihkan. Dia menyatakan akan mengerahkan segala upaya untuk mewujudkan harapannya itu.

Untuk membiayai program baru ini, The Fed berencana akan mencetak lebih banyak uang. Padahal sebelumnya The Fed telah menambah jumlah uang yang beredar dari US$ 900 miliar pada September lalu menjadi sekitar US$ 2 triliun.

The Fed mengaku sadar dengan dampak mengedarkan banyak uang dalam ekonomi, yaitu meningkatkan angka inflasi dan membuat dana pemerintah menghadapi resiko tinggi. Namun mereka berharap aksi penyelamatan perbankan mereka disertai paket stimulus pemerintah sebesar US$ 787 miliar dapat memperbaiki keadaan ekonomi AS. (AP)

Bukan Foya-Foya, Kartika Putri Ngaku Tas Branded Adalah Hadiah dari Habib Usman
Ilustrasi serangan siber.

Cyber Crime Can Threaten Southeast Asia as Digital Technology Advances

Southeast Asia countries, including Indonesia, must respond wisely to China's technology advances.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024