Survei Nielsen

Krisis, Konsumen Beralih ke Toko Tradisional

VIVAnews - Lembaga survei asal Amerika, Nielsen menyatakan telah terjadi perubahan perilaku konsumen Indonesia sejak terjadinya krisis keuangan global pada 2008 lalu. Pembeli beralih dari toko ritel modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket ke toko tradisional. 

Survei yang dilakukan di lima kota besar (Jakarta dan sekitarnya, Surabaya, Medan, Semarang, dan Bandung) ini menyimpulkan telah terjadi peningakatan konsumen toko tradisional dari 13 persen menjadi 25 persen dari total konsumen.

"Tren ini diawali pada 2008 dengan kenaikan harga makanan yang tinggi sebagai dampak kenaikan harga pangan di seluruh dunia," kata Retailer Service Director The Nielsen Indonesia Yongky Susilo pada paparan survei di Jakarta, Kamis 19 Maret 2009.

Dalam survei itu, pasar tradisional juga sebagai tempat yang paling sering digunakan konsumen membeli daging dan ikan segar. Konsumen yang beralih ke pasar ini naik menjadi 60 persen.

Yongky mengatakan, perpindahan konsumen dari toko modern ke toko dan pasar tradisional dilakukan sebagai solusi pengetatan uang dalam keluarga. "Penjualan barang konsumen melalui toko tradisional meningkat sangat tinggi hingga 19,6 persen," katanya.

Survei ini juga menyimpulkan penetrasi ke toko tradisional, jumlah trip atau frekuensi belanja, besaran belanja per kunjungan, dan rata-rata total belanja per rumah tangga, meningkat tajam. 

Kendati demikian, Yongky mengatakan, kondisi ini tidak membuat industri ritel Indonesia turun dari rangking kedua di Asia Pasifik.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia
YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

YouTube meluncurkan sebuah serial dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini” yang menyoroti lima kreator YouTube dari latar belakang yang berbeda-beda.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024