VIVAnews - Nilai tukar rupiah menguat signifikan ke level di bawah 11.900-an/US$. Keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengucurkan dana sebesar US$ 1 triliun menjadi katalisator penguatan mata uang ini.
Pada data indeks mata uang Bloomberg pukul 16.35 WIB, Kamis 19 Maret 2009, rupiah bertengger di level 11.895/US$, menguat signifikan dibandingkan posisi sebelumnya yang di kisaran 11.970/US$. Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat ke level 11.900/US$ dari angka sebelumnya 11.979/US$.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono sebelumnya dalam diskusi mengenai Gejolak Rupiah mengatakan, penguatan ini dipicu kebijakan The Fed. Kebijakan itu akan membantu tambahan likuiditas di pasar. Kucuran likuiditas itu diharapkan dapat membantu pasar saham sehingga nilai tukar rupiah bisa membaik. "Dampaknya kepada global, dan biasanya kalau saham dengan nilai tukar berjalan bersama," kata Hartadi.
Menurut dia, jika The Fed membeli surat utang maka akan membantu pasar saham. Jika pasar di saham membaik, maka akan mengakibatkan penguatan mata uang, termasuk rupiah.
The Fed menyatakan akan menyuntikkan tambahan dana sekitar US$1 triliun untuk mengangkat ekonomi Amerika. Dana tersebut akan dipakai untuk membeli surat utang pemerintah AS.
Bank sentral AS ini rencananya akan membeli surat utang pemerintah AS jangka panjang dalam enam bulan kedepan dalam rangka memperbaiki kondisi pasar kredit swasta. Dana yang disiapkan mencapai US$ 300 miliar. Tidak hanya itu, Fed juga akan meningkatkan pembelian surat berharga berbasis hipotek atau mortgage securities hingga US$ 750 miliar.
Sementara pengamat pasar uang Ferial Anwar optimistis Bank Indonesia mampu menjaga rupiah agar tidak terperosok lebih jauh lagi. Menurut Ferial cadangan devisa yang ada saat ini lebih dari cukup untuk menjaga nilai tukar rupiah.
Ferial mengatakan Indonesia pernah lebih buruk dibanding kondisi saat ini. "Cadangan devisa kita dulu pernah hanya US$ 20 miliar. Saat ini dengan US$ 53,89 miliar, rupiah saya rasa akan dipertahankan agar tidak menembus level Rp 12.000/US$," katanya.
Ferial sendiri tidak berani memprediksi berapa level rupiah diakhir tahun nanti. "Sekarang yang terjadi permintaan dolar sangat tinggi di pasar. Tapi bukan berarti saya bilang tembus diatas Rp 13.000/US$," katanya.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Pelatih 53 tahun itu akan berusaha supaya Indonesia bisa mengalahkan Korsel. Dengan melaju ke babak semifinal, Indonesia lebih dekat dengan targetnya, yakni meraih tiket
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sudah mulai terbuka soal keikutsertaannya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi yang digelar 27 November 2024.
Polresta Banyuwangi Rilis Pelaku Pengeroyokan Pendekar Pagar Nusa, Ini Peran 5 Tersangka
Banyuwangi
14 menit lalu
Polresta Banyuwangi merilis 5 tersangka pengeroyokan yang menyebabkan seorang anggota perguruan silat Pagar Nusa berinisial AYP meninggal dunia. Mereka di antaranya MRIP.
DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi menyambut baik komunikasi politik Partai Gerindra untuk pemenangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Selengkapnya
Isu Terkini