VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka secara resmi Trade Expo Indonesia (TEI) 2008 ke-23 di Pekan Raya Jakarta Kemayoran pada Selasa, 21 Oktober 2008. Kegiatan yang bertema 'Apa Jadinya Dunia Tanpa Indonesia' ini akan berlangsung pada 21 hingga 25 Oktober 2008.
Di areal pameran seluas 40 ribu meter persegi ini, TEI 2008 diikuti 850 peserta yang berasal dari UKM, perusahaan menengah, perusahaan besar, perusahaan BUMN, pemerintah daerah, serta 33 misi dagang yang berasal dari Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Australia, Selandia Baru, Belanda, Arab Emirat, Arab Saudi, dan Rusia.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui sambutannya berharap TEI dapat meningkatkan perdagangan dan kerjasama ekonomi, baik secara domestik maupun internasional. "Tapi, ingat bahwa pasar itu dinamis, ada pasang surut permintaan produk Indonesia di luar negeri," pesan dia.
Presiden menambahkan, selain menjaga pertumbuhan ekpor juga harus tetap menjaga produk Indonesia tetap kompetitif.
Sedangkan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, untuk menghadapi krisis global, Indonesia harus mengambil strategi dengan membuka pasar baru di emerging market.
Selain itu kata dia, menerapkan tiga kebijakan utama, yakni menjaga daya saing dengan fasilitasi ekspor, menjamin pasar ekspor tetap terbuka yang salah satunya dengan diversifikasi produk, dan mengamankan serta menstimulan pasar dalam negeri.
Mari menargetkan 7.000 pembeli dengan nilai transaksi sebesar US$220 juta.
Dalam rangkaian acara TEI 2008 tersebut juga diberikan penghargaan Primaniyarta 2008 kepada 27 eksportir berprestasi.
Acara dilanjutkan dengan serangkaian pagelaran seni yang dimeriahkan beberapa artis ibukota, seperti Widi AB Three, Aris Indonesian Idol, dan Purwatjaraka Band.
Pembukaan TEI ditutup dengan kunjungan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono ke stan pameran kekayaan produk dalam negeri, didampingi dengan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.