Penembakan di Oakland, AS

Tak Dapat Kerja, Mantan Napi Tembaki Polisi

VIVAnews - Keluarga pelaku penembakan polisi, Lovelle Mixon, mengaku Mixon sedang frustrasi karena tidak berhasil mendapat pekerjaan. Mixon, menurut keluarganya, juga takut harus kembali ke penjara.

Paman Mixon, Curtis mengatakan keponakannya depresi karena tidak mendapat pekerjaan akibat statusnya sebagai mantan terpidana. Mixon berharap mendapat keringanan setelah tidak hadir dalam pertemuan rutin mantan terpidana yang masih dalam masa percobaan.

"Saya melihat rasa frustrasi Lovelle terus memuncak, namun dia terus berusaha memperbaiki diri," ujar Curtis, Minggu 22 Maret 2009.

Mixon tewas dalam baku tembak dengan polisi kota Oakland, negara bagian California, Amerika Serikat, Sabtu 21 Maret 2009. Ia menewaskan tiga polisi, yaitu Sersan Mark Dunakin, Sersan Ervin Romans, dan Sersan Daniel Sakai. Sedangkan seorang polisi, John Hege, masih dalam keadaan koma.

Setelah kejadian, keluarga Mixon berkumpul di rumah neneknya di Oakland Timur. Selama masa terakhir hidupnya, Mixon tinggal di rumah itu setelah sembilan bulan menghuni bui akibat melanggar masa percobaan.

Sebelumnya, Mixon menghabiskan enam tahun di penjara negara bagian karena terbukti terlibat dalam perampokan bersenjata di San Fransisko. Saat dipenjara, Mixon menikahi kekasih masa kecilnya.

Aksi penembakan ini terjadi saat Hege dan Dunakin, yang sama-sama menggunakan sepeda motor, menghentikan sebuah sedan Buick 1995 di Oakland Timur. Namun pengemudi Buick itu, Mixon, memulai tembakan yang menewaskan Dunakin dan melukai Hege.

Mixon lalu melarikan diri dan dikejar puluhan polisi Oakland, polisi patroli jalan tol California, dan deputi sherif County Alameda. Jalanan dan seluruh area Oakland timur diblokir.

Sore harinya, polisi mendapat informasi bahwa Mixon bersembunyi dalam sebuah apartemen. Satuan khusus SWAT memasuki gedung itu dan mendapat hujan peluru dari Mixon. Romans dan Sakai terbunuh, dan seorang petugas lain terserempet peluru. Mixon pun tewas dalam tembak-menembak itu. (AP)

Muncul Wabah Langka dan Mematikan di Jepang, 21 Orang Meninggal
Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie

Indonesia Wins Two Champion Titles at 2024 All England

Indonesia won the most titles at All England 2024. Two titles were obtained following the success of Jonatan Christie and Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024