VIVAnews - Pendapatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta per 19 Maret 2009 mencapai Rp 6,54 triliun. Jumlah itu mencapai 29,15 persen nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah DKI 2009 Rp 22,42 trilun.
Kepala Biro Keuangan DKI Jakarta, Sukri Bey, mengatakan, angka itu lebih tinggi dari proyeksi awal 21,87 persen. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2008 pada bulan yang sama juga meningkat. "Tahun sebelumnya hanya terealisasi Rp 3,49 triliun atau 17,11 persen," kata dia, Senin 23 Maret 2009.
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor menyumbang pendapatan Rp 120,8 miliar atau meningkat 15 persen dari tahun sebelumnya Rp 109,8 miliar. Pajak hotel mengalami peningkatan 20,44 persen menjadi Rp 144,7 miliar.
Peningkatan pendapatan juga terjadi di sektor pajak restoran sebesar Rp 179,8 miliar, meningkat dibandingkan tahun lalu Rp 136,4 miliar. Pajak hiburan meningkat dari Rp 47,2 miliar menjadi Rp 61,3 miliar. Pajak parkir meningkat dari Rp 19,5 miliar menjadi Rp 26,7 miliar. Pajak kendaraan bermotor naik dari Rp 557,7 miliar menjadi Rp 574,8 miliar.
Sedangkan sejumlah sektoe mengalami penurunan nilai pajak akibat krisis ekonomi global. Di antaranya pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dari Rp 583,1 miliar menjadi Rp 526,4 miliar. "Dari seluruh pajak daerah enam sektor naik, empat turun," ujar Sukri.
Krisis ekonomi global berdampak terhadap pendapatan daerah khususnya berhubungan dengan transaksi komoditi. "Seperti kendaraan dalam hal ini BBMKB dan PKB sangat rawan krisis
namun berpotensi stabil," tuturnya.
Pajak hotel dan hiburan cenderung stabil. Yang terkena krisis tapi stabil adalah pajak bahan bakar dan restoran. Sedangkan pajak air bawah tanah dan parkir justru berpeluang tumbuh. Jenis retribusi daerah, hanya jasa umum yang diperkirakan stabil. Usaha jasa dan perizinan masih dinilai rawan.
Mimpi Jakarta LavAni Hattrick Juara Proliga
Juara bertahan Jakarta LavAni Allo Bank Electric menargetkan kembali menjadi juara Proliga musim 2024 alias hattrick juara.
