Jatuhnya Pesawat FedEx di Narita, Jepang

Angin Kencang Diduga Persulit Pendaratan

VIVAnews - Hembusan angin kencang diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat kargo milik perusahaan jasa pengiriman barang FedEx (Federal Express) di Bandar Udara Internasional Narita, Jepang, Senin pagi 23 Maret 2009. Lagipula,  MD-11 diketahui merupakan jenis pesawat yang sulit dikendalikan saat akan mendarat. Pilot dan ko-pilot asal Amerika Serikat (AS) tewas dalam kecelakaan tersebut.

Kazuhito Tanakajima, pejabat dari Departemen Transportasi Jepang mengatakan, mengatakan bahwa perubahan tiba-tiba kecepatan angin dapat mengangkat atau membanting badan pesawat ke darat selama proses pendaratan.

Profil Sandra Dewi, Artis Cantik yang Suaminya Terjerat Kasus Korupsi

Tanakajima mengatakan, saat itu angin haluan memiliki kecepatan 45 mil per jam (72 kilometer per jam), dan angin  berlawanan arah dengan laju 7 mil per jam.

Perubahan tiba-tiba arah dan kecepatan angin bisa meyebabkan pesawat terbanting, dan itu relatif sering terjadi. Namun faktor lain, yang disebut microburst, dapat menyebabkan pesawat kehilangan kecepatan udara secara tiba-tiba atau terangkat mendadak jika angin haluan berubah tiba-tiba menjadi angin yang mengarah ke ekor pesawat selama pendaratan ataupun lepas landas. Demikian diterangkan Patrick Smith, pilot dan analis penerbangan di Boston, AS.

Antara tahun 1970-an dan 1980-an, microburst menjadi penyebab sejumlah kecelakaan pesawat di AS, sehingga dilakukan pengembangan teknologi pendeteksi kecepatan angin.

Pesawat milik FedEx kemarin melakukan penerbangan rutin dari Guangzhou, China. Menurut saksi, pesawat mendarat di tengah embusan angin kencang dan terpelanting saat berusaha mendarat. Tak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dan muncul kobaran api.

Menurut kantor berita Kyodo, pesawat itu adalah MD-11 buatan McDonnel-Douglas. Landasan di lokasi kecelakaan sempat ditutup satu jam setelah pesawat jatuh karena saat itu petugas masih memadamkan api dan mencari para awak. Korban tewas adalah dua pria warga negara AS berusia sekitar 40-an dan 50-an tahun.  (AP)

Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

Kubu 03 Bantah Pemilu Ulang Hambat Pelantikan Presiden Terpilih: Alasan Mengada-ada

Kubu 03 Ganjar-Mahfud menyampaikan argumen Pilpres 2024 sudah disiapkan skenario dua putaran. Maka itu, tak ada masalah dengan pemilu ulang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024