Saatnya Bijak Terhadap Air

VIVAnews - Manajemen sumber daya air yang tepat berdasarkan basis pengelolaan sumber daya air mencegah penurunan kualitas maupun kuantitas air. Basis pengelolaan air secara hidrografis bisa berdasarkan prioritas wilayah konservasi.
 
Kualitas dan kuantitas air diakibatkan kerusakan daerah aliran sungai, pembalakan, alih fungsi lahan, bencana, siklus hidrologi yang terganggu perubahan iklim dan aktivitas manusia. Pertumbuhan manusia yang semakin padat dengan kebutuhan pangan, perumahan, energi, produk industri, sanitasi, yang menghasilkan limbah memberikan tekanan pada sumber daya air.
 
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Iwan Nursyirwan mengatakan total potensi pemanfaatan air seluruh Indonesia 3.221 miliar kubik per tahun atau 168.000 meter kubik perkapita per tahun. 

Berbagai aktivitas yang mempengaruhi ketersediaan sumber daya air mengakibatkan beberapa perubahan di dalam lingkungan. Iwan menyebutkan kejadian banjir semakin besar dari tahun ke tahun. Pada kurun 2007 hingga 2008, kejadian banjir mencapai 607 peristiwa, naik dari 430 peristiwa pada 2007. 

"Perubahan yang ekstrem ini membuat kita waspada," kata dia pada Seminar Air untuk Lingkungan: Antara Teori dan Kenyataan di Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, Rabu 25 Maret 2009.
 
Iwan mengatakan, pada musim kemarau bencana kekeringan dan puso sawah meluas dari tahun ke tahun. Rata-rata bencana kekeringan mencapai 270.159 hektar dan puso 38.916 hektar. "Bencana yang menyadarkan kita kepedulian terhadap lingkungan hidup," tutur Iwan.
 
Pada sambutan tertulisnya, Menko Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie mengatakan air menjadi masalah nasional tapi juga internasional. Dari pembukaan Deputi I Asep K, membacakan, pelayanan air dalam tercantum dalam Millenium Development Goal's (MDG's). Indonesia pada 2015 meningkatkan separuh proporsi penduduk yang belum memiliki akses terhadap air minum yang berkelanjutan.
 
"Target layanan air minum perkotaan 66 persen dan perdesaan 30 persen. target tersebut menjadi platform kerja pemerintah membenahi layanan air minum dalam RPJMN dan MDGs," katanya.
 
Pada pelaksanaannya, separuh penduduk mendapat akses air minum berkesinambungan baik air minum perpipaan dan nonperpipaan. "Memang target ini masih berat. Air minum perpipaan mencapai 80 persen dan perdesaan 60 persen," katanya.
 
Kendati cukup berat, pemerintah optimis target tercapai melalui pencanangan 10 juta sambungan baru air minum melayani hingga 2013.

OJK Cabut Izin usaha BPRS Saka Dana Mulia Kudus
Pemain Timnas Indonesia U-23

Kalahkan Australia, Timnas Indonesia U-23 Didominasi Alumnus PPLP dan SKO Kemenpora

Timnas Indonesia U-23 berhasil meraih kemenangan atas Australia pada laga kedua Grup A Piala Asia U-23 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024