Bank HSBC Kurangi 1.200 Staf di Inggris

VIVAnews - Bank terbesar di Eropa, HSBC (Hong Kong and Shanghai Banking Corporation) berencana memangkas 1.200 pekerja mereka di Inggris untuk tetap bertahan dari krisis finansial global. Sebagian besar pegawai yang dirumahkan berasal dari unit teknologi informasi dan sumber daya manusia.

"Ini merupakan keputusan sulit yang harus kami buat untuk menghadapi situasi yang penuh tantangan, kami juga harus memastikan kami masih dapat berdiri tegak menghadapi masa depan," ujar direktur pengelola HSBC Paul Thurston di London, Inggris, seperti dikutip harian The Straits Times edisi Rabu, 25 Maret 2009.

Selain mengurangi pekerja, bank yang memiliki 58.000 pegawai di Inggris ini berencana menggandakan modal mereka menjadi sekitar US$ 27,7 miliar. Rencana tersebut dibuat awal bulan ini setelah mereka mengumumkan penurunan laba tahunan sebesar 70 persen.

Padahal HSBC kerap dianggap sebagai salah satu bank yang mampu bertahan di tengah badai ekonomi. HSBC juga telah menolak bantuan finansial dari pemerintah Inggris.

Namun krisis kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) membuat kredit HSBC macet hingga sebanyak US$ 25 juta. Ini membuat mereka menjadi salah satu bank pertama yang memperingatkan bahaya dari kerapuhan kredit perumahan AS.

Sebelumnya, HSBC telah menutup beberapa cabang di AS dan menghapuskan 6.100 pos pekerjaan. HSBC juga telah mengurangi 1.100 pegawai, sekitar 500-an dari Inggris, di divisi investasi perbankan sejak akhir 2008.

Terpopuler: Timnas Indonesia Bekuk Australia, Rangking FIFA di Atas 8 Negara Eropa
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Heru Budi: Pembayaran Lahan Proyek Normalisasi Kali Ciliwung ke BPN

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyerahkan proses pembayaran pembebasan lahan proyek normalisasi Sungai Ciliwung kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN).

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024