Anak Kecil Tak Patuh Orang Tua? Ini Alasannya

VIVAnews - Kamu mau dengar tidak apa kata Papa? Kan Mama sudah bilang pakai jaket kalau mau keluar rumah? Hei! Di sana dingin.

Mungkin sudah seribu kali kita ucapkan kata-kata di atas kepada anak kita yang masih kecil. Tapi tetap saja mereka kepala batu atau masuk ke kuping kanan keluar dari kuping kiri.

Artinya, si buah hati tak mau mendengarkan perintah kita sebagai orang tua. Mungkin tindakan demikian bukan cara yang tepat untuk mengarahkan anak.

Suatu studi yang dimuat di laman LiveScience.com mengungkapkan bahwa anak-anak kecil pada dasarnya mengerti apa yang disampaikan orang tua. Namun mereka hanya menyimpan informasi itu untuk digunakan kemudian.  

"Saya melakukan studi ini dan berharap bisa mendapat penemuan yang beragam," kata Yuko Munakata, psikolog dari Universitas Colorado at Boulder. Dia menilai bahwa ada banyak penelitian mengenai pengembangan kognitif yang menyorot bagaimana anak-anak bisa mencontoh apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

"Namun, mereka belum mencontohnya dengan baik. Apa yang kita tunjukkan saat ini adalah mereka melakukan hal yang sama sekali berbeda," kata Munakata.

Bersama para kolega, Munakata menggunakan suatu permainan di komputer dan suatu susunan yang mengukur diameter pupil mata. Gunanya untuk menentukan upaya psikis dalam rangka mempelajari kemampuan kognitif anak-anak berusia antara tiga tahun setengah dan delapan tahun.  

Permainan itu pada dasarnya mengajari anak-anak suatu aturan sederhana dengan menggunakan dua tokoh kartun, yaitu Blue dari film Blue's Clues dan SpongeBob SquarePants, dan obyek-obyek lain yang mereka sukai.

Anak-anak diberitahu bahwa Blue suka dengan buah semangka. Maka, mereka akan menyentuh gambar wajah senang di layar komputer hanya saat mereka melihat Blue diikuti oleh buah semangka. Namun saat SpongeBob muncul, mereka akan menyentuh gambar wajah sedih di layar komputer. 
 
"Anak-anak yang berusia dewasa menganggap tahap ini mudah, karena mereka bisa mengantisipasi jawaban sebelum obyek muncul di layar," kata Christopher Chatham, mahasiswa program doktoral yang terlibat dalam studi itu.

"Namun anak-anak usia pra-sekolah belum bisa menerka jawabannya. Malah, mereka bereaksi lamban dan mengerahkan upaya psikis setelah diperlihatkan karakter buah semangka. Mereka seolah-olah baru memikirkan kembali karakter itu setelah melihat gambar itu ada," lanjut Chatham.

Riset menunjukkan bahwa anak-anak berusia tiga tahun tidak berpikir untuk mengantisipasi situasi ke depan atau tengah memikirkan kondisi saat ini. Malah, mereka langsung teringat masa lalu saat membutuhkannya.

"Contohnya, saat kita bilang ke anak berusia tiga tahun, 'Di luar dingin, ayo ambil jaketmu di kamar dan bersiaplah sebelum keluar rumah,'" kata Chatham. "Kita mungkin berharap si anak sudah berpikir untuk situasi mendatang. Kita kira dia berpikir, 'Oke, di luar dingin sehingga memakai jaket akan membuat badan saya hangat.' Namun menurut kami, situasi demikian tidak akan terjadi pada otak anak yang masih berusia tiga tahun. Mereka malah lari keluar rumah. Begitu tahu bahwa di luar dingin, dia akan mengingat kembali memori dimana jaketnya berada sehingga dia akan berusaha mendapatkannya," lanjut Chatham.  

Penemuan studi Munakata dan timnya itu akan dipaparkan pekan ini dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Munakata berharap hasil penemuan itu bisa membantu menjelaskan situasi yang dihadapi orang tua atas anak-anak mereka yang masih kecil. 
 
"Tampaknya tak akan efektif kalau kita hanya mengulang-ulang perintah kepada anak yang masih kecil yang membuat dia harus bersikap antisipatif," kata Munakata. Maka, sebaiknya jelaskan terlebih dahulu kepada si anak, apa yang bakal terjadi bila tidak mau melaksanakan perintah kita.

"Bisa juga dengan berkata, 'Papa/Mama tahu kamu nggak mau pakai jaket, tapi kalau di luar nanti kedinginan ingat ya, jaketnya ada di kamar tidur,'" kata Munakata.

Mengungkap Makna Simbol Telur Paskah, Lebih dari Sekadar Telur
Panen raya di Kabupaten Purwakarta

Panen Raya di Purwakarta Jelang Lebaran Dimassifkan Perkuat Ketahanan Pangan

Panen raya di Kabupaten Purwakarta Jawa Barat terus digencarkan memutus mata rantai darurat pangan jelang musim lebaran Idul Fitri 2024.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024