VIVAnews - Aturan ekspor rotan kembali menuai kritik. Menteri Perindustrian Fahmi Idris yang menolak dibukanya kran ekspor rotan mentah mengusulkan adanya pengembangan sentra industri rotan di daerah produsen rotan alam.
"Sebenarnya, keinginan ekspor rotan muncul dari daerah penghasil rotan alam yang mempersoalkan bahan baku rotan hanya dinikmati daerah Cirebon saja," kata Fahmi di kantornya, Jumat, 27 Maret 2009.
Fahmi menambahkan justru daerah penghasil rotan alam yang meminta kran ekspor dibuka karena mereka tidak menikmati hasil alamnya. "Jadi mereka berpikir sebaiknya dijual saja," ujarnya.
Permintaan tersebut, salah satunya diminta oleh Gubernur Gorontalo. "Tentunya pada waktu meminta, dia (Gubernur Gorontalo) sudah melakukan proses pengkajian," ujarnya.
Dengan situasi tersebut, kata Fahmi, Depperin mengusulkan untuk mengembangkan sentra-sentra industri furniture dan kerajinan berbasis rotan di daerah penghasil rotan alam. Fahmi menyebutkan setidaknya ada enam penghasil rotan alam, di antaranya Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, Jambi, Aceh, dan Papua.
"Sudah dikembangkan di Palu Sulawesi Tengah untuk sentra industri berbasis rotan, itupun inisiatif dari Depperin untuk mengembangkan," ujarnya. Fahmi menjelaskan konsep pengembangan sudah ada sejak tahun 2007 dan sudah diajukan ke Presiden, namun karena tidak mendapat respon, maka pengembangan sentra industri baru berjalan di satu daerah.
"Konsepnya, mengembangkan daerah penghasil rotan alam agar tumbuh lebih maju dengan sentra industri yang dibarengi dengan teknologi, desain, dan pemasaran seperti di Cirebon," katanya. Selain itu, dia menambahkan, pengembangan sentra juga harus disertai dengan pengembangan SDM melalui sekolah kejuruan. "Pemerintah datangkan pengrajin dari Cirebon untuk mengajar," ujarnya.
Adu Laris Toyota Fortuner vs Mitsubishi Pajero Sport di 2024
Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport berdiri sebagai raksasa SUV yang tak tertandingi.
