Pertamina Hentikan Pengiriman Tabung

Produsen Tabung Kesulitan Likuiditas

VIVAnews - Produsen tabung baja tiga kilogram dalam program konversi minyak tanah ke elpiji mengaku kesulitan likuiditas karena Pertamina menunda pengiriman tabung.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Sejak awal 2009, Pertamina telah menyetop pengiriman tabung selama empat kali karena keterbatasan gudang. Yakni, pada 8-22 Januari, 17-25 Februari, 4-15 Maret, dan 19-26 Maret.

"Penghentian pengiriman akan berefek pada penghentian produksi dan akibatnya likuiditas produsen akan tersendat," kata Ketua Asosiasi Industri Tabung Baja (Asitab) Tjiptadi ketika ditemui di kantor Departemen Perindustrian Gatot Subroto Jakarta, Jumat, 27 Maret 2009.

Tjiptadi menuturkan, kesulitan likuiditas akan membuat operasional pabrik berhenti dan akibatnya biaya tenaga kerja akan menjadi tinggi. Program konversi ini menurutnya telah mempekerjakan sekitar 18 ribu orang.

"Kalau tidak mengirim, maka tidak bisa nagih pembayaran," ujarnya.

Selain itu, dia menambahkan, penghentian produksi akan membutuhkan waktu untuk mencapai kapasitas normal. "Pabrik berhenti 3 hari saja, perlu waktu sekitar 4 hari untuk start lagi agar mencapai kapasitas normal," ujarnya.

Tjiptadi mengakui, tidak bisa memastikan penyebab penghentian pengiriman oleh Pertamina. "Depperin bilang karena masalah infrastruktur, tapi Pertamina bilang karena produksi kompor belum mencukupi," katanya.

Sekretaris Jenderal Asitab Triantony menuturkan, rata-rata setiap hari produsen mengirimkan 300 ribu tabung ke gudang Pertamina. Sedangkan distribusi keluar gudang hanya berkisar 60-70 per hari. "Jadi, setiap hari akan menumpuk tabung yang belum didistribusikan," ujarnya.

Tjiptadi memperkirakan, pada akhir Februari stok terakhir tabung di gudang 35 produsen masih tiga juta unit. "Tapi sekarang sudah mulai berkurang, misalnya dikirim ke gudang Pertamina di Semarang yang dilaporkan kosong," katanya.

Pengiriman tabung ke gudang di Semarang merupakan rekomendasi dari Pertamina. Sebanyak satu produsen, kata Tjiptadi, sudah mengirimkan 25 ribu tabung per hari ke gudang tersebut.

"Kirim ke Semarang memang rugi sedikit di biaya angkutan, tapi lebih baik dibandingkan kerugian karena tidak mendapatkan likuiditas karena bunga bank akan semakin besar," ujarnya.

Tjiptadi menuturkan, saat ini sedang diupayakan mencari gudang cadangan untuk menampung tabung yang belum terkirim. "Salah satunya dengan mengurus gudang beberapa BUMN," katanya.

Hingga saat ini, Tjiptadi memperkirakan penghematan yang diterima pemerintah karena program konversi ini mencapai Rp 5,6 triliun. "Dari target 40 juta keluarga, pemerintah menargetkan saving sebanyak Rp 20 triliun," ujarnya.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024