Wartawan Radar Bali Tewas

Prabangsa Diduga Kuat Dibunuh Karena Berita

VIVAnews – 40 hari kematian wartawan Radar Bali (Jawa Pos Grup), Anak Agung Gede Prabangsa (41) terlewati, namun polisi hingga saat ini masih menutup motif sebenarnya dan belum berhasil menangkap pelakunya.

Dalam diskusi memperingati 40 hari kematian Prabangsa terungkap bahwa motif pembunuhan bukan lagi masalah personal sehingga cukup kuat menyangkut pemberitaan yang ada kaitan dengan profesi Prabangsa. Ikut hadir di luar profesi wartawan seperti LSM, aktivis perempuan, praktisi hukum, dan pengamat politik .

Beberapa hari setelah Prabangsa ditemukan meninggal, Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Teuku Ashikin Husein menegaskan bahwa telah terjadi pembunuhan berencana dan saat itu polisi telah memiliki bukti cukup untuk mengungkap pelakunya.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar, Bambang Wiyono berharap agar polisi dapat lebih serius menangani kasus ini. “Salah satu pilar demokrasi sudah diciderai. Ini bukan era orde baru yang tak puas dengan kerja wartawan bisa dengan mudah dihilangkan begitu saja,” ujarnya di Denpasar, Sabtu, 28 Maret 2009.

Praktisi hukum Bali, Gde Sudiantara menduga kalau ada aktor yang membuat kasus penyelidikan terhadap Prabangsa ini jadi mandeg. “Faktanya cukup jelas kalau ada korban yang dibunuh, namun dua hal yang diharapkan dapat menjadi petunjuk mujarab yaitu alat bukti serta lokasi kejadian masih sangat sumir,” ungkapnya.

Kalau kasus ini sampai tidak terungkap, ini menjadi preseden buruk di dunia jurnalis dan kepolisian tentu saja menguntungkan si pelaku. Diakui kasus ini cukup pelik lantaran watak Prabangsa yang sangat tertutup.

Beberapa saksi yang telah diperiksa dan masing-masing memiliki alibi belum secara utuh ditelusuri pihak kepolisian. Sementara dari penyelidikan cyber crime yang dilakukan kepolisian sangat terbatas lantaran ada beberapa nomor telepon seluler yang dimiliki Prabangsa tak diketahui pihak keluarga maupun rekan-rekannya.

Untuk menghimpun yang lebih luas lagi, maka perlu dukungan dari anggota dewan, bahkan ke Komnas HAM. AJI Denpasar melakukan koordinasi dengan AJI Indonesia untuk meminta dukungan juga ke Mabes Polri. “Bahkan organisasi internasional salah satunya IFJ (International Federasi Jurnalis) sudah menaruh perhatian,” Bambang.

Untuk mendorong polisi lebih aktif maka AJI Denpasar membuat tiga poin pernyataan yaitu mendesak Kapolda Bali untuk segera mengungkap kasus pembunuhan Prabangsa dengan menangkap pelakunya dan mengungkap motif kasus tersebut.

Kedua, mendesak Kapolda Bali untuk menyelidiki semua kemungkinan latar belakang kasus tersebut apakah ada pelanggaran profesi atau penganiayaan profesi yang dilakukan narasumber terkait pemberitaan.  Ketiga, mengimbau pada masyarakat untuk tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah, khususnya terkait pemberitaan dan profesi wartawan.

Laporan Wima Saraswati | Bali

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun
Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan kegagalan berulang DK PBB dalam mengesahkan resolusi keanggotaan penuh Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024