Tanggul Situ Gintung Jebol

Jabodetabek Harus Dibangun Pemukiman Layak

VIVAnews - Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) harus dibangun pemukiman yang layak huni. Pasalnya, bencana jebolnya tanggul Situ Gintung yang merenggut korban menunjukkan kalau pemerintah belum membangun permukiman yang layak dan aman huni.

"Jadi, pemerintah harus membuat rencana induk (master plan) untuk itu," kata pengamat properti Panangian Simanungkalit saat ditemui di Jakarta, Minggu, 29 Maret 2009.

Menurut Panangian, rencana induk pembangunan menjadi penting bagi pengembang maupun pemerintah dalam mempersiapkan lokasi dan anggaran yang diperlukan untuk membangun pemukiman yang layak dan aman untuk dihuni. "Sebab, pemukiman yang layak dan aman dari bencana, dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan warga Jakarta dan sekitarnya," ujarnya.

Apalagi, dia menambahkan, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan menurunnya kualitas lingkungan cenderung membuat kawasan Jakarta dan sekitarnya rawan terkena bencana. "Sudah terbukti, dengan bencana yang menimpa warga Cireundeu, Ciputat," kata Panangian.

Jadi, kata Panangian, musibah yang terjadi di kawasan Situ Gintung pada Jumat pagi, 27 Maret 2009, mencerminkan bahwa kawasan Jakarta dan sekitarnya sangat rawan bencana, terutama dari bencana banjir.

Hal itu, dia menambahkan, diperburuk dengan kualitas tata kota dan lingkungan yang tidak memadai. "Pertumbuhan kawasan perumahan di sekitar Jakarta kurang memperhitungkan faktor-faktor lingkungan, sehingga kawasan pemukiman kerap kali dilanda musibah," kata Panangian.

Panangian menuturkan, rencana induk nantinya mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Jabodetabekpunjur (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur) yang seharusnya saat ini menjadi pedoman pemerintah daerah dalam memberikan perizinan.

"Kita tahu, pertumbuhan penduduk sudah tidak dapat ditampung di lahan yang tersedia saat ini, sehingga pemerintah perlu memikirkan solusi yang cepat untuk mengatasi persoalan ini," ujarnya.

Menurut Panangian, rencana pemerintah membangunan rumah susun, baik rumah susun sederhana milik (rusunami) maupun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) termasuk salah satu solusi yang jitu dalam mengatasi kebutuhan akan pemukiman yang layak, aman dari bencana, dengan harga terjangkau.

"Pembangunan apartemen bersubsidi diharapkan mengurangi beban kawasan sekitar Jakarta, sehingga kawasan tersebut bisa berfungsi sebagai pelindung Jakarta dari bencana. Bukan malah terkena dampak bencana," kata Panangian.
   
Apalagi, dia menambahkan, pemerintah sudah berkomitmen menyelesaikan program pembangunan rumah susun sederhana atau apartemen bersubsidi di Jakarta. Bahkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah menegur keras Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari akibat pembangunan rusunami Kemayoran berjalan lambat.

"Jakarta memang butuh segera pemukiman yang layak. Jadi, teguran Wakil Presiden tersebut sangat diperlukan agar pembangunan rusunawa dan apartemen bersubsidi cepat selesai," ujar Panangian.

Panangian mengakui, selama ini rusunami yang didambakan masyarakat pembangunannya berjalan lambat akibat tidak sinkronnya kebijakan pusat dan daerah. Padahal apartemen bersubsidi itu menjadi solusi bagi tersebarnya hunian yang sering menempati lokasi-lokasi yang membahayakan seperti dialami di Situ Gintung.

Sekjen Golkar Tegaskan Munas Tak Bisa Dimajukan Sebelum Desember 2024
Kawasan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 17 Triliun di 2023, Kantongi Laba Bersih Rp 50 Miliar

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen year on year (YoY) menjadi Rp17 triliun pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024