Harga Minyak Masih di Atas US$ 50/Barel

VIVAnews - Harga minyak melemah tipis setelah melambung pada perdagangan pekan lalu. Namun, harga minyak masih bertengger di atas US$ 50 per barel.

Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

Pekan lalu, harga minyak naik setelah pemerintah Amerika Serikat mengatakan pertumbuhan ekonomi AS melambat 6,3 persen pada akhir 2008, terburuk selama 25 tahun.

Pada transaksi pukul 09.30 WIB, Senin 30 Maret 2009, benchmark harga minyak dunia turun US$ 1,06 menjadi US$ 51.32. Harga minyak pada perdagangan Kamis pekan lalu yang sempat menyentuh level USS 54,34 per barel, tertinggi sepanjang tahun ini.

Kantor Informasi Energi menyatakan cadangan gas alam Amerika meningkat pada pekan lalu. Cadangan gas alam di penyimpanan bawah tanah 48 negara bagian bertambah sebanyak 3 miliar kaki kubik menjadi 1,65 triliun kaki kubik hingga 20 Maret lalu. 

Pengamat berpendapat para investor mengabaikan data pemerintah dan mematok hangga tinggi dengan perkiraan akan terjadi kekurangan cadangan minyak mentah di masa mendatang.

"Dengan stagnasi permintaan global dan berlimpahnya cadangan minyak, harga minyak saat ini tidak wajar," ujar pengamat sekaligus broker Stephen Schork.

Dalam perdagangan Nymex lainnya, harga bensin turun 1,5 sen menjadi US$ 1,473 per galon. Minyak pemanas naik 1,06 sen menjadi US$ 1,417 per galon. Namun harga gas alam untuk pengiriman April naik 1,2 sen menjadi US$ 3,749 per seribu kaki kubik. (UPI/AP)

Otto Hasibuan: Kami Minta Megawati Dipanggil di Sidang MK, Mau Enggak?
Kegiatan kelompok usaha PT Bumi Resources Tbk.

BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan pendapatan secara konsolidasian mencapai US$6,57 miliar di sepanjang tahun 2023. Tercatat, bahwa pendapatan BUMI berdasarkan PSAK

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024