DKI Diminta Segera Tutup Buddha Bar

VIVAnews - Sedikitnya 2.500 orang yang tergabung dalam Kesatuan Umat Beragama yang menolak Buddha Bar dan Penistian Agama, mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Senin 30 Maret 2009, untuk meminta pencabutan izin Buddha Bar.

Mereka terdiri dari Hikmah Budi, PNII, GP Anshor, IPNU, IPPNU, KMHDI,umat Buddha se Jabodetabek dan dosen agama Buddha dan Sangha Biksu Biksuni.

Mereka melakukan unjuk rasa menolak eksploitasi terhadap agama. Dengan menggunakan ikat kepala berwana kuning sebagai bentuk penolakan terhadap Buddha Bar.

Eko Nugroho, ketua umum PP Hikmah Budi mengatakan, hal ini dilakukan untuk menuntut hasil laporan DPRD yang sedang memproses tuntutan mereka sebelumnya.

Mereka menuntu Pemerintah DKI mencabut seluruh perizinan usaha Buddha Bar dan melarang dikelurkannya izin bisnis yang mengunakan nama dan simbol agama.

Kominitas ini juga mengajak semua umat beragama untuk menentang segala bentuk eksploitasi, kormersialisasi penyalah gunaan serta penistaan agama di Indonesia.

"Selama ini kita sudah menempuh jalur hukum namun tidak ada tanggapan, kami beri waktu hingga akhir pemilu," ujar Eko Nugroho.

Sebab pemilik Buddha Bar adalah orang yang dekat dengan penguasa yang memiliki kepentingan, seperti Djan Farid, Reni Sutiyoso dan Puan Maharani. Mereka meminta DPRD menyelesaikan hasil kerjanya secara cepat.

Startup Lokal Ini Ingin Menyuburkan Benih Revolusi
Ilustrasi Kulit Wajah Sehat

Rekomendasi Makanan yang Bisa Menjaga Kulit Lebih Sehat dan Bersih, Apa Saja?

Kulit adalah salah satu organ terbesar tubuh kita dan merupakan perlindungan utama terhadap lingkungan luar. Namun, ada beberapa makanan yang memengaruhi kulit seseorang.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024