Pemilihan Umum 2009

Mereka Gila Karena Politik

VIVAnews -- Siti Hanain, calon legislator Partai Pelopor untuk DPRD Nusa Tenggara Barat, datang ke Rumah Sakit Jiwa Mataram untuk berkonsultasi dengan psikiater, Senin kemarin. Dia mengaku, mengalami perubahan pola tidur, kerap gelisah, selalu dihantui ketakutan.

Semenjak  terjun ke dunia politik, hari-harinya mulai dihantui rasa khawatir, pikirannya selalu diganggu dengan tuntutan masyarakat yang dinilainya cukup tinggi. "Bukan uang puluhan juta yang sudah keluar yang saya pikirkan. Tapi tanggung jawab yang akan saya emban yang membikin saya susah," katanya.

Sejumlah dokter di rumah sakit menolong Siti memberi nasehat. Dia harus istirahat, jika tidak ingin gila benaran.

Pemilihan Umum memang bikin banyak orang jadi gila. Uang yang dikeluarkan para Caleg tidak sedikit. Kesibukan mereka melejit. Itu sebabnya sejumlah ahli jiwa meramalkan selepas Pemilu yang digelar 9 April ini, bakal banyak Caleg jadi gila. Sejumlah rumah sakit pun sudah siap menampung para Caleg gagal yang bakal hilang ingatan itu.

Rumah Sakit Jiwa Mataram, misalnya, menyiapkan 60 ruangan yang belum terisi, khusus untuk caleg yang mengalami gangguan kejiwaan. Pihak rumah sakit juga meminta agar setiap caleg yang akan terjun untuk memeriksa kesehatan jiwanya, sebelum benar-benar terganggu.

Sejumlah daerah juga mempersiapkan langkah seperti ini. Misalnya Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, saat ini telah menyiapkan tim terpadu yang terdiri dari dokter, psikiater, perawat, psikolog, pekerja sosial, dan pendamping agama untuk menangani caleg gagal terganggu jiwanya.

Ini bukan cerita main-main, bahkan persoalan ini sampai dibahas dalam pertemuan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat se-eks Karesidenan Surakarta yang berlangsung di RSJD Surakarta, Kamis 19 Maret 2009. Langkah yang sama juga dilakukan Rumah Sakit Jiwa Sumatera Utara.

Rumah sakit jiwa yang lokasinya 15 kilometer dari Medan itu menyiapkan 30 dokter dan 200 perawat. Mereka siaga 24 jam untuk menyambut caleg stres. Ada 15 ruangan dengan daya tampung ratusan orang, juga sudah dipersiapkan. Persiapan yang sama juga muncul dari Yogyakarta, yaitu Rumah Sakit Grhasia yang berada di Jalan Kaliurang KM 17 Sleman, Yogyakarta. Misalnya Rumah Sakit Jiwa Marzuki Mahdi Bogor,

Bahkan daerah Sumbawa sekarang sudah bersiapo-siap untuk mendirikan rumah sakit jiwa. Maklum di sana tidak ada rumah sakit jiwa. Di sana ada 742 caleg. Dari jumlah itu yang tertampung di kursi dewan cuma 40 orang. Sisanya menjadi pengangguran. Nah yang dihitung akan stres adalah caleg nomor urut satu dan dua yang jumlahnya 256 orang. Dari jumlah itu, yang akan menjadi caleg 40 orang, sisanya diperkirakan akan stres.

Masih ingat Zuhri Yuli Nursanto yang salah seorang calon bupati Ponorogo, Jawa Timur, pada 2005. Pengusaha angkutan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan ini mengeluarkan uang cukup banyak untuk pertarungannya. Namun gagal. Tinggalah utang yang mencapai Rp 9 miliar. Tiga pengusaha mengadukannya ke Polda Jawa Timur, karena bilyet giro Yuli kosong.

Yuli masuk tahanan. Setelah mendapat penangguhan tahanan, di rumahnya di  Komplek Perum Singosaren Blok C No 22-24,  Ponorogo, dia disambut surat permintaan cerai dari isterinya Adjijah. Sejumlah unit usahanya telah beralih tangan. Tertekan, dia menenggak 15 butir obat tidur.

Begitu terbangun dia sudah terbaring di RSUD Prof Dr Harjono, Ponorogo. Yuli kabur dari rumah sakit dengan hanya menggunakan celana kolor. Yuli ditangkap lagi dan dibawa ke rumah sakit jiwa. Hasil observasi tim dokter di RS Jiwa Lawang Malang, Yuli menderita depresi berat. Kini dia sudah sembuh.

Waktu Idel untuk Kencing Setiap Hari, Laki-laki Harus Tahu Agar Prostat Tetap Sehat
VIVA Otomotif: Ilustrasi pelumas atau oli

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

Terkait hal tersebut, pihak PB KAMI mendesak Kementerian Perdagangan segera melakukan pengecekan kembali perizinan serta menutup pabrik pabrik yang memproduksi oli palsu.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024