Riset Nielsen

Restoran Indonesia Kurang Promosi

VIVAnews - Studi Nielsen Indonesia pada preferensi konsumen online global pada restoran menunjukkan restoran Indonesia kurang diminati masyarakat internasional.

Penyerang AC Milan Rafael Leao Bisa Dapat Ballon d'Or

Nielsen melakukan survei pada 26.202 pengguna internet di 52 negara dalam periode pertengahan September hingga awal Oktober 2008. Sebanyak 7.060 orang di antaranya berasal dari Asia Pasifik.

Dari riset di Asia Pasifik, jenis masakan delapan negara berbeda mendapatkan prosentase yang cukup tinggi di mata konsumen Asia Pasifik, selain memilih jenis makanan dari negara asalnya. "Sebanyak 28 persen konsumen lebih memilih makanan asal negaranya," kata Direktur Eksekutif Riset Konsumen Nielsen Indonesia Catherine Eddy di Jakarta, Jumat 3 April 2009.

Delapan negara tersebut di antaranya, China (17 persen), Jepang (13 persen), India (8 persen), Italia (7 persen), Amerika (4 persen), Thailand (4 persen), Perancis (3 persen), dan Vietnam (3 persen). Indonesia tak termasuk di dalamnya, hanya masuk dalam kategori negara lain (13 persen).

"Restoran Indonesia tidak termasuk difavoritkan konsumen Asia Pasifik mungkin karena kurang publikasi," kata Catherine. 

Karena itu, menurut dia, pemerintah bersama asosiasi restoran perlu lebih aktif mempromosikan masakan Indonesia dan menimbulkan ketertarikan masyarakat global atas masakan asli Indonesia. "Untuk urusan publikasi, brand internasional memang lebih unggul. Misalnya, Burger King pada waktu pembukaan gerai pertama langsung banyak yang mengantre," ujarnya.

Krisis, menurut Catherine, tidak terlalu banyak berpengaruh pada konsumen Asia Pasifik, berbeda dengan konsumen Eropa dan Amerika Serikat. "Ini berarti Indonesia dan negara Asia lainnya akan lebih cepat keluar dari resesi," ujarnya.

Optimisme Catherine juga diperlihatkan pada beberapa survei lain yang dilakukan Nielsen tentang kepercayaan konsumen. "Kepercayaan konsumen Indonesia masih tinggi meski ada resesi. Ini sedikit aneh, tapi ini terjadi hampir di semua survei yang kami lakukan," katanya. Selain itu, dia mengatakan, Pemilihan Umum juga ikut memberikan pengaruh pada tingginya kepercayaan konsumen.

Catherine melihat masih besar peluang bagi restoran brand internasional melakukan ekspansi di negara Asia. Negara berkembang seperti Indonesia, China, dan Vietnam selain tidak terlalu terpengaruh dengan krisis juga pasar domestik yang besar.  

Catherine memperkirakan setidaknya membutuhkan waktu dua tahun saja untuk bisa berkembang, karena belum banyak brand internasional di negara-negara itu. Catherine memperkirakan terdapat lebih dari seribu brand internasional pada restoran dan tempat makan di seluruh dunia.

Nyamuk aedes aegypti.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

Dinas Kesehatan saat ini turun tangan untuk mengatasi persoalan kasus DBD di Jakarta, dengan menyosialisasikan para warga untuk melakukan gerakan 3M.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024