VIVAnews - Perundingan merjer antara dua perusahaan komputer terkemuka, IBM dan Sun Microsystems, menemui jalan buntu, Minggu 5 April 2009. Pasalnya, dua perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut tidak mencapai kesepakatan harga. Mereka juga tidak bersepakat atas beberapa syarat lain.
IBM dan Sun telah berunding selama lebih dari tiga bulan untuk merjer, tetapi gagal menyamakan persepsi. Demikian ungkap sebuah sumber seperti dikutip laman Business Week. Baik IBM maupun Sun memberikan komentar ataupun mengaku bahwa mereka mengadakan perundingan.
Awalnya, dua produsen perangkat keras dan lunak tersebut sudah berdiskusi soal kisaran harga saham, yaitu antara US$ 10 hingga US$ 11 per lembar saham, sehingga saham Sun akan bernilai sekitar US$ 7 miliar.
Namun IBM menginginkan harga lebih rendah, tetapi pada 4 April, Sun bersikeras menginginkan harga yang lebih tinggi. Sun juga meminta jaminan agar IBM menjaga komitmen terhadap kesepakatan meski jika muncul aksi keberatan dari otoritas anti-monopoli dari pemerintah AS.
Kesepakatan itu nantinya akan menghadapi pemeriksaan dari badan anti-monopoli. Itu akan menjadi kasus pertama mengenai kebijakan anti-monopoli dalam pemerintahan Presiden Barack Obama.
Apabila terjadi merger, IBM akan berada pada posisi kuat monopoli, dengan 65 persen pasar untuk server komputer berdasar pada sistem operasi Unix. Namun, IBM tidak punya kesempatan melakukan monopoli jika keseluruhan pasar server komputer diperhitungkan.
Akuisisi Sun akan meningkatkan saham di bursa dengan besar sekitar 10 hingga 42 persen. Namun, Sun masih harus berkompetisi dengan dua perusahaan komputer terkemuka dunia, Hewlett-Packard dan Dell.