Potensi Transaksi Mobile Sangat Besar

VIVanews -- Prediksi tentang pesatnya pertumbuhan mobile banking di kawasan Asia Pasifik, ternyata bukan isapan jempol. Setidaknya di Indonesia, mobile banking dan transaksi mobile menyimpan potensi yang luar biasa.

Ketika ditemui wartawan di Menara Kadin, Senin 6 April 2009, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telekomunikasi Anindya Novyan Bakrie mengatakan bahwa mobile banking dan transaksi mobile merupakan industri yang nilainya sangat besar.

Anin menjelaskan, pendapatan industri telekomunikasi, volumenya mencapai sekitar Rp 100 triliun per tahun. "Dari jumlah itu, 98 persennya merupakan transaksi prabayar," kata Anin di Menara Kadin.

Biasanya, transaksi selular, digunakan utk dua hal, yakni untuk layanan voice dan layanan SMS. Namun 2-3 tahun terakhir ternyata sudah mulai bermunculan servis lain. misal Ring Back Tone, Value Added Service, transaksi banking, dan lain sebagainya.

Oleh karenanya, kata Anin, beberapa persen dari Rp 100 triliun seharusnya bisa digali untuk layanan-layanan selain telepon dan SMS. "Sekarang saja, value added service, volumenya antara 6-10 persen. Berarti kita bicara Rp 6 triliun," ujar Anin.

Pernah Anulir Vonis Mati Sambo, Kabar Majunya Suharto jadi Wakil Ketua MA Dikritisi

Apalagi, Anin menjelaskan, jumlah pemakai telpon saat ini begitu besar, yakni ada sekitar 100 juta pelanggan. "Itu jumlah pengguna yang unik, bukan satu orang punya dua telepon."

Padahal, teknologi selular lebih handal bila dibandingkan dengan teknologi bank. Namun kesulitan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana cara untuk mengkonversi antara pulsa dengan uang.

Untuk mengkonversi uang ke pulsa, sudah bisa dilakukan dengan voucher. Namun sebaliknya, dari pulsa ke uang, ini masih menjadi bahan diskusi orang-orang di Bank Indonesia.

Dengan jumlah pelanggan ponsel yang mencapai 100 juta orang. Bila masing-masing pelanggan rata-rata membelanjakan Rp 30 ribu per bulan, berarti belanja total setiap bulan adalah sekitar Rp 3 triliun. "Tidak banyak bank yang mendapat setoran hingga Rp 3 triliun per bulan," kata Anin.

Adapun masalah keamanannya, masih harus terus ditingkatkan. Pasalnya, konsep awal yang digunakan untuk transaksi mobile, sebenarnya lebih digunakan untuk keperluan SMS dan telepon.

Sementara itu, di awal tahun, Chief Manager Divisi Consumer Banking BCA Ina Suwandi,mengatakan bahwa jumlah frekuensi transaksi internet banking BCA memang masih jauh lebih sedikit daripada transaksi di ATM. Namun volume transaksinya jauh melampaui volume transaksi ATM yang nilainya mencapai Rp 60 triliun perbulan.

Ilustrasi mata uang Jepang

Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan

Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki menyatakan, akan mengambil tindakan yang tepat terhadap pergerakan pasar mata uang yang berlebihan.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024