Pencemaran Nama Baik Ibas

Jakarta Globe: Kami Hargai Perhatian Publik

VIVAnews - Kepolisian RI telah mencabut status tersangka tiga pemimpin redaksi media dalam kasus dugaan pencemaran nama baik Edhie Baskoro, putra presiden. Meski menolak berkomentar, petinggi media itu mengapresiasi perhatian masyarakat atas kasus ini.

"Saya tidak mau berkomentar, tapi saya hargai dan saya senang publik menaruh perhatian pada kasus ini," kata Pemimpin Redaksi Jakarta Globe, Lin Neumann, dalam perbincangan dengan VIVAnews melalui telepon, Rabu, 8 April 2009. 

Maka itu, Lin meminta masyarakat dapat memahami bila dirinya tak banyak memberikan pendapat atas kasus yang bermula dari laporan dugaan money politics ini. "Saya hanya minta pengertian, karena saya tidak bisa mengomentari kasus ini," ujar dia. 

Hal senada juga disampaikan Pemimpin Redaksi Okezone.com, Muhammad Budi Santosa. Budi mengatakan, untuk saat ini dirinya tidak dapat menanggapi kasus yang menyeret Ibas Yudhoyono (panggilan akrab Edhie Baskoro) itu. "Saya tidak mau berkomentar dulu," ujar dia. 

Selain www.okezone.com dan Jakarta Globe, pemimpin media yang juga status tersangkanya sudah dicabut adalah media Harian Bangsa, sebuah media lokal di Jawa Timur. Status ketiganya dicabut Polda Jawa Timur Rabu, 8 April, pukul 02.00 dinihari.

Polisi sudah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini, yakni Nasirin dan Bambang Kisminarso. Kasusnya dilimpahkan penyidikannya ke Polres Ponorogo. Nasirin adalah calon legislator Partai Gerakan Indonesia Raya dan Bambang Kisminarso adalah Ketua Kongres Advokat Indonesia cabang Ponorogo. 

Keduanya dijerat dengan Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dengan ancaman minimal sembilan bulan penjara dan maksimal lima tahun penjara. Kedua orang ini diduga telah mencemarkan nama baik calon anggota DPR Partai Demokrat dari daerah pemilihan Jawa Timur VII dengan menuduh telah melakukan 
money politics

Belakangan, Panitia Pengawas Pemilu setempat menyatakan Ibas yang juga putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu tidak terbukti melakukan money politics.

Prabowo Subianto, Calon Presiden dari Gerindra menegaskan bahwa apa yang dilakukan Nasirin sekedar melaporkan temuan lapangan. "Dia menemukan sesuatu, saya kira dia hanya melapor," kata Prabowo usai pertemuan dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali di Kantor Dewan Pengurus Pusat Gerindra, Jalan Brawijaya IX, Jakarta, Selasa 7 April 2009.

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Gedung Kejaksaan Agung

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Koordinator TPDI (Tim Pembela Demokrasi Indonesia), Petrus Salestinus mengingatkan kepada Kejaksaan Agung agar tidak itu tidak menjadi bahan santapan para pejabat. Sebab,

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024