Lomba Artikel Pemilu 2009

Sebuah Ironi Dalam Pemilu 2009

VIVAnews - Pemilu tinggal 1 hari lagi, katanya akan ada pemilihan wakil rakyat yang akan menduduki kursi DPR, DPRD, dan DPD. Saat inilah yang disebut minggu tenang dimana tidak boleh ada kampanye lagi oleh caleg yang akan maju maupun parpol pendukungnya.

Siap-Siap Baper, Nicholas Saputra Terjebak Cinta Segitiga dengan Aktris Filipina dan Aktor Korea

Masih banyak tersimpan permasalahan menjelang pemilu, walaupun sebenarnya mau niat untuk "menonton pemilu" sampai saat ini saya masih belum dapat informasi tentang apakah saya masuk dalam DPT (Daftar Pemilih tetap atau tidak) apa memang saya harus golput ya ? Tak masalah sih kalau memang harus golput.

Partai politik yang katanya mau mengusung janji-janji perubahan ternyata semuanya melakukan pelanggaran dalam masa kampanye Ada 3.000 an pelanggaran administratif, seperti tidak menyerahkan daftar jurkam, tidak melaporkan lokasi kampanye, tidak melaporkan perubahan rute kampanye, dan tidak melaporkan perubahan model kampanye, dan sebagainya, informasi dari  Ketua Pokja Pemutakhiran Data Bawaslu Pusat.

Aduh.. bapak-bapak caleg belum jadi anggota dewan saja sudah pada melanggar gimana nanti kalau sudah menjadi anggota dewan ya, pasti banyak lagi pelanggaran yang akan terjadi.

Saat kampanye kemarin setiap partai menggunakan politik goyang dangdut yang jual aurat dan juga politik uang, dalam situasi krisis ekonomi seperti sekarang ini. Uang merupakan alat kampanye yang paling ampuh untuk mempengaruhi masyarakat guna memilih organisasi sosial politik tertentu, tidak peduli partai manapun.

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Selain itu, politik uang juga akan menghilangkan kesempatan bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi politik mereka, sesuai dengan hati nurani, yang sesungguhnya merupakan esensi demokrasi. Lagi-lagi pelanggaran. Ya lagi-lagi membuat rakyat tidak respek terhadap caleg yang ada. waduh saat kampanye aja sudah seperti itu bagaimana saat jadi wakil rakyat ya?

Kembali kepada sampai saat ini saya belum terdaftar dalam DPT, apakah ini memang negara ini sengaja membuat rakyat yang berhak untuk memilih dipaksa untuk menjadi GOLPUT?

Dalam hal ini KPU yang diamanatkan untuk menjadi panitia persiapan pemilu memang harus bertanggung jawab. Karena masalah ini, coba bayangkan mendekati hari pemilihan umum  ternyata masih banyak warga, khususnya warga Depok yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Syuting Tak Berizin, Artis dan Kru Variety Show Pick Me Trip In Bali Diperiksa Imigrasi Ngurah Rai

Setelah sebelumnya warga Kec. Pancoran Mas yang tidak terdaftar, kini giliran warga Kec. Limo yang tak masuk dalam DPT. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ribuan pemilih.

Hal itu jelas sangat disayangkan karena dengan begitu mereka tidak mendapat hak memilih dalam pemilu 9 April mendatang. sampai saat ini hasil validasi daftar pemilih tetap (DPT) saja sampai sekarang belum juga diumumkan. Soal logistik apalagi. Padahal, KPU semestinya secara berkala mengumumkan kesiapan logistik

Berbicara tentang KPU, bukankah KPU sudah berpengalaman dalam mengurus pemilihan pilkada-pilkada yang ada, lalu kenapa banyak kesalahan dalam penyusunan DPT, bukankah KPU terdiri dari orang-orang pintar, dan kewenangan yang luas, serta dana yang cukup melimpah, lalu kurang apa dukungan untuk KPU.

Mengapa ini masih terjadi? Masih ingat para anggota KPU ketika berniat pergi keluar negeri, walaupun dilarang ternyata secara bergiliran mereka tetap pergi keluar negeri,?

Di tengah banyaknya persoalan pemilu saat ini, ketidaklengkapan anggota KPU  yang bergiliran keluar negeri dapat dianggap  membuat setiap pengambilan keputusan dalam pleno menjadi tidak kuorum, dan hasil nya seperti ini, bagaimana sih kok KPU mengakali rakyat...?

Sungguh ironi katanya akan ada perubahan dan kita dianjurkan memilih, bagaimana memilih daftar DPT aja tidak dimasukkan, Memilih partai, semua pernah berbuat kecurangan, ironi sekali pemilu 2009 ini.

Saya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Dengan melewatkan banyak calon pemilih dalam DPT mengkibatkan mereka yang memiliki hak suara dikebiri kedaulatannya. Ini sungguh tidak adil.

Permasalahan yang akan tersisa dari pemilu ini akan membuat masyarakat semakin tidak percaya terhadap keabsahan dan legitimasi dari anggota dewan yang terpilih. karena hak suara saya dikebiri oleh negara.

Selain masalah partai politik yang sering menyimpang, caleg yang tidak kompeten, dan KPU yang jauh dari profesional, ternyata setelah pemilu akan banyak menimbulkan masalah bagi bangsa indonesia, apa itu?

Pertama, yaitu banyaknya masyarakat Indonesia para caleg gagal akan terjun ke bawah angka kemiskinan. Hal ini disebabkan karena biaya sebagai caleg yang sangat besar berikut hitung-hitungan bodoh saya tentang biaya yang dikeluarkan oleh caleg.

Mulai dari pendaftaran partai, pasti ada kelengkapan administrasi yang ujung - ujungnya ada transaksi uang, selanjutnya mendaftar ke KPU yang katanya tanpa biaya. Tapi cuma untuk pengadaan berkas dan lain sebagainya kayaknya satu juta terlalu kecil.

Biaya kampanye, misalkan untuk pembuatan stiker, untuk DPRD II dapil yang membawahi 3 kecamatan, 1000 buah itupun sudah paket hemat. Berhitung  per stiker seribu rupiah, berarti keluar uang satu juta lagi. Kemudian biasanya para caleg dalam masa kampanye menjelang pemilu menjadi mendadak caleg, yang gambarnya terpampang di sepanjang jalan dan sembarang tempat.

Untuk leaflet diperkirakan 5000 biji kalikan seribu rupiah, berarti ketemu angka lima juta rupiah. Kurang puas dengan leaflet yang ukuran mini, mereka dengan PD nya pasang baliho ukuran raksasa mengalahkan baliho perusahaan rokok. Satu baliho diperkirakan satu juta rupiah. Apabila membuat 10 buah, didapat biayanya sepuluh juta rupiah.

Di Indonesia, pra kampanye pun para artis dadakan ini seolah merasa menjadi orang penting yang wajib mengikuti segala kegiatan yang ada di masyarakat khususnya di daerah pilihannya. Mulai dari pengajian sampai dengan arisan ibu-ibu, bahkan acara kondangan pun kalo bisa datang.

Angka diatas sepuluh juta untuk biaya tebar pesona sepertinya minim juga. lalu pas waktu kampanye nih, biasanya para caleg seperti seorang kasir yang wajib menafkahi para simpatisannya.

Mulai dari transportasi sampai dengan urusan perut. mengundang seribu simpatisan pun wajib menafkahi seribu perut juga. Kalau masalah ini anggap jatuh pada angka Rp 15.000/orang di kali 1000 jatuhnya Rp 15.000.000.

Mungkin perhitungannya di atas angka itu. Kalau urusan tebar pesona dengan langkah diatas masih kurang, maka mereka merasa perlu masuk media masa, mulai dari radio sampai dengan media koran. Kita bisa menyaksikan tiap baca koran pasti ada caleg yang nampang dengan senyum yang dibuat- buat.

Begitu masuk masa pemilu pun harus siap bak dapur umum. Setiap orang yang datang disuguhi dengan segala macam makanan dan minuman serta rokok. lalu jumlah yang dikeluarkan wah terlalu banyak ya angkanya jadi bingung sendiri nih.

Bagaimana tidak caleg yang akan terpilih pasti akan senang dan akan sibuk memikirkan bagaimana caranya mengembalikan biaya-biaya tersebut, lalu caleg yang tidak terpilih apa yang akan terjadi yang pasti kehidupanya akan turun sangat drastis dan hal ini membawa dampak pemiskinan bagi rakyat Indonesia.

Jumlah pemiskinan ini sungguh sangat besar dengan perkiraan bodohnya sebanyak 11.215 orang memperebutkan 560 kursi DPR dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah. Selain itu, sekitar 112 ribu orang bertarung untuk mendapat 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota. Sebuah jumlah yang luar biasa banyaknya.

Persaingan yang keras bukan menghadapi caleg dari partai lain, melainkan menghadapi caleg dari partai yang sama untuk meraih suara terbanyak dalam pemilu yang digelar pada 9 April mendatang.

Jadi, inilah pertarungan di luar dan di dalam partai yang memang bisa bikin otak miring.

Padahal, memperoleh suara terbanyak belum menjadi jaminan mendapatkan tiket ke Senayan.

Itu disebabkan partainya mesti lolos 2,5% parliamentary threshold. Jika partainya tidak mendapatkan suara melebihi ambang batas parlemen, sekalipun sang caleg mendapatkan suara melampaui caleg dari partai lain, dia dan partainya tetap tidak bisa melenggang kangkung ke Senayan.Karena itulah, para caleg diperkirakan banyak yang masuk rumah sakit jiwa setelah hasil pemilu ditetapkan.

Aduh ngeri banget deh ternyata pemilu yang begitu heboh, menghabiskan dana banyak ternyata membawa petaka bagi sebagian bangsa indonesia, belum lagi biaya sosial yang akan terjadi.

Ketika perhitungan telah dilakukan pasti ada caleg yang akan merasa tidak puas kemungkinan akan mengerahkan masa itu akan besar karena karakter orang Indonesia yang tidak siap kalah maka dapat terjadi suasana panas sampai terjadi bentrokan masa yang akan merugikan bangsa ini.

Karena saya tidak terdaftar dalam DPT pemilu mungkin alternatif lain karena pemilu 9 April nanti dari kantor saya libur, dan 3 hari kedepan libur, enakan saya jalan-jalan, menghindari hiruk pikuk pemilu, dan hal ini tidak dapat dipungkiri mungkin banyak masyarakat yang akan melakukan hal yang sama seperti saya ,untuk berlibur saja daripada memilih.

Wah berat juga ya pemilu 2009 ini, dan yang pasti calon legislatif hasil pemilu ini akan lebih korup dari pemilu kemarin, hal ini dikarenakan biaya pemilu yang lebih besar.

Kalau sudah begini senang atau tidak dengan adanya pemilu, tapi sebagai manusia kita tidak boleh selalu berfikir negatif ya, kita harus tetap berfikir positif, saya tetap mendoakan semoga pemilu 2009 ini dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan yang terbaik, semoga para caleg yang terpilih nanti tidak lupa akan janji-janjinya, tidak seperti DPR saat ini yang sudah tidak punya wibawa karena terlalu banyak mengecewakan rakyat.

Bagi sahabat yang mempunyai hak memilih dan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pilihlah dengan hati dan logika anda untuk membawa harapan yang lebih baik, walau hanya secercah cahaya dalam kegelapan, semoga DPR selanjutnya dapat memperjuangkan Kesehatan murah,
Pendidikan Gratis, UMR yang lebih baik, menghapus outsourcing, meningkatkan pendapatan rakyat, memberi lapangan pekerjaan, dan banyak lagi.

Pokoknya lebih perhatian kepada rakyat, bukan mewakili rakyat untuk sejahtera dan rakyat dibiarkan tetap melarat. Bagaimanapun salah atau benar Indonesia adalah negara ku. berharap sukses Pemilu 2009 dalam banyak kekurangan yang terjadi.(Seorang Rakya Biasa, erwinarianto@gmail.com)












Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya