Quick Count

Jusuf Kalla Tidak Banyak Menolong Golkar

VIVAnews - Pengamat politik Doddy Ambardi menilai posisi Partai Golkar yang tidak mampu menjadi paling unggul dalam sejumlah survei hasil perolehan suara pemilihan legislatif, hari ini, terjadi karena partai itu mengalami sejumlah masalah serius.

“Antara lain karena tidak secara awal mengingatkan bahwa Partai Golkar itu ada,” kata Doddy, Kamis 9 April 2009.

Menurut Doddy, faktor lain yang melemahkan dukungan terhadap partai yang dipimpin Jusuf Kalla itu adalah kurang mengoptimalkan peran sebagai partai pendukung pemerintah.

“Lambat ikut menunjukkan dia bagian pemerintah terhadap program pro rakyat,” kata dia.

Selain faktor itu, kata Doddy, sebagian pendukung Partai Golkar lari meninggalkan partai itu dan beralih ke partai lain. Misalnya Partai Gerakan Indonesia Raya yang dipimpin Prabowo Subianto dan Partai Hanura yang dikomandani Wiranto. Dua tokoh itu, sebelumnya merupakan pengurus Partai Golkar yang kemudian membentuk partai sendiri setelah pemilu 2004.

Mengenai apakah figur Jusuf Kalla tidak banyak menolong perolehan suara partai, Doddy, mengatakan hal itu bisa saja terjadi. Sebab, kata dia, seharusnya figur Kalla sebagai Wakil Presiden mampu mengangkat suara partai beringin.

“Kalau bertolak ke survei, memang efek Kalla sebagai calon presiden Golkar tidak banyak,” kata Doddy.

Kendati posisi beringin tidak berada di nomor satu dalam survei, Doddy mengatakan hal itu tidak berarti dukungan terhadap Golkar mengalami penurunan drastis. “Karena mesin politik Golkar tetap jalan. Bahkan melampaui partai lain, seperti Demokrat,” kata dia.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024