Kisah dari Pembaca Eks Tapol

Proyek Samping (XVII)

VIVAnews - Di kota Serang tapol juga harus bekerja sampai jam 23.00 dalam proyek pembangunan Gedung wanita. Dan salah seorang tapol asal Bandung, Atjep DH pembantu tapol asal Banten Ir.Gondosoemarmo, pernah tertangkap basah oleh Danrem sedang naik becak.Atjep disuruh turun dari becak dan harus meneruskan perjalanan jalan kaki.

Maksud Danrem : tapol jangan memeras tenaga orang, enak duduk di jok sementara orang lain berkeringat menggenjit becak! Rupanya Danrem yang kolonel ini juga anti perbudakan manusia oleh manusia (ini tentu canda tapol).

Lain lagi dengan kelakuan Kopral Widjaja di Batukuwung, proyek pemandian air panas yang menjadi tempat peristirahatan favorit Danrem. Disni ada tapol asal Kebonwaru Bandung, Slamet Basoeki dan saya cukup akrab dengannya selama di proyek pelabuhan Karangantu.

Tapol berperawakan sedang dengan kemampuan berbahasa Jerman lumayan ini sering ngobrol malam hari saat di Karangantu tahun 1966,sekarang kelihatan kurus kering dengan baju compang-camping. Ingin rasanya membantu dia tapi pakaian saya sendiri sudah boleh dikata hanya tersisa berapa potong lagi, sebagian sudah saya bagikan pada teman-teman.

Setiap kali lewat Batukuwung saya selalu berusaha singgah kalau bisa, tetapi sering juga hanya bisa saling pandang kalau saya datang naik jeep bersama perwira Denpal dan tidak mungkin berhenti ngobrol.

Suatu saat saya bisa menginap di Batukuwung dan ngobrol lama dengan dia, yang menyampaikan beberapa masalah. Diantaranya tentang pemerasan oleh Kopral Widjaja, yang memotong honor tapol.

Para tapol ini diperas tenaganya untuk ambil batu dari sungai,yang dilakukan sore hari sesudah kerja wajib sampai jam 17.00 dilanjutkan dengan kerja "setengah wajib" sampai malam dengan upah Rp 10. Honor tambahan ini diberikan setiap 15 hari dan jumlah seharusnya Rp 150/orang. Yang diterima tapol hanya Rp 100/orang dan yang Rp 50 diambil Kopral Widjaja. Dari satu tapol dia dapat Rp 50 sedang jumlah tapol saat itu paling tidak ada 20 orang,berarti Kopral Widjaja mengantongi Rp 1,000 setiap 15 hari atau Rp 2,000 setiap bulan (setara dengan 50 kg beras atau 50 bungkus rokok).

Mungkin tidak banyak bagi dia,tetapi bagi tapol "sangat banyak". Persoalan lain yang disampaikan Slamet basoeki adalah tentang beberapa tapol yang menikah dibawah tangan dengan wanita-wanita setempat. Untuk kasus seperti ini saya tidak bisa banyak komentar, tetapi saya memahami tentang desakan kebutuhan biologis beberapa tapol. Saya hanya bisa bilang pada Slamet Basoeki, kalau bisa dicegah yang tolong dilakukan, karena bagi mereka yang sudah berkeluarga kan berarti mengkhianati isteri yang mungkin setia menunggu suami bebas dari tahanan.

Kalau yang menikah masih bujangan, saya pun tak bisa memaksa mereka untuk jadi pastor    seumur hidup (kami tidak tahu kapan bebas?). Masalah lain yang juga sangat memprihatinkan adalah laporan tentang terjadinya semacam separatisme kecil-kecilan di kalangan tapol yang bekerja di proyek bangunan di bawah pimpinan Ir.Gondosoemarmo, alumnus ITB Sipil yang usianya 5 tahun diatas saya, asli Purwokerto.

Kia Bakal Luncurkan Mobil Listrik Harga Terjangkau Tahun InI
Pelaku pembunuh ibu dan anak di Palembang ditangkap Polisi.

Pembunuh Sadis Ibu dan Anak di Palembang Ditangkap, Ini Tampangnya

Wasilah ditemukan tewas dibunuh dengan bersimbah darah terdapat pengki besi yang masih tertancap di kepala. Begitupun dengan sang putri yang perutnya ditusuk pakai pisau.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024