Imbas Krisis Global

Ekspor Anjlok, Tanjung Priok Sepi Kontainer

VIVAnews - Kegiatan ekspor impor mulai menurun pada kuartal satu 2009. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat ekspor turun hingga 35 persen dan impor sekitar 30 persen.

Kepala Bea dan Cukai Tanjung Priok, Jakarta, Kushari Supriyanto mengatakan penurunan ekspor-impor ini terlihat nyata dari keberadaan kontainer di pelabuhan. Dalam beberapa bulan terakhir, kata Kushari, lapangan kontainer di tanjung priok banyak yang kosong.

"Tingkat yor (keterisian kontainer di lapangan) hanya 60-70 persen,"
kata Kushari di Departemen Keuangan, Senin 13 April 2009.

Padahal pada bulan-bulan normal kontainer ini bisa mencapai 100 persen bahkan lebih. Penurunan impor terutama terlihat pada bahan baku. Pasalnya, banyak perusahaan dalam negeri yang tutup sehingga aktifitas melemah.

Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi mengatakan penurunan ekspor-impor menunjukkan krisis global sudah dirasakan oleh Indonesia.
Namun meski aktivitas turun, target penerimaan Ditjen Bea Cukai hingga 7 April 2009 sudah mencapai Rp 2,53 triliun.

"Penerimaan ini tidak jauh berbeda dengan penerimaan bea cukai tahun lalu," ujar Anwar. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekspor kuartal pertama ini diperkirakan tumbuh minus 38,8 persen sedangkan impor diperkirakan tumbuh minus 38,3 persen. "Untuk non migas ekspor diperkirakan tumbuh minus 32,5 persen dan impornya sebesar minus 29,9 persen," katanya.

Namun, dia menekankan meskipun nilai ekspor turun tajam akan tetapi dari sisi volume ekspor jumlahnya tidak turun banyak. Kedepan diperkirakan, perbaikan sisi ekspor ini masih berlangsung. Penyebabnya, dalam dua bulan terakhir harga komoditas sudah rebound.

"Perubahan nilai ekspor cenderung terjadi karena ada kesetabilan harga komoditas yang cenderung rebound," katanya. Harga ini, kata Sri Mulyani, pada Maret lalu sudah positif jika dibandingkan Februari.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Tren perbaikan bisa terlihat seperti untuk tembaga, aluminium, batubara, CPO, minyak dan lada. Sedangkan, harga yang masih negatif antara lain untuk karet, produk karet, tekstil, timah, kopi dan nikel.


Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23

Piala Asia U-23 Pakai Head to Head atau Selisih Gol? Ini Syarat Timnas Indonesia ke Perempat Final

Timnas Indonesia U-23 selangkah lagi bakal menciptakan sejarah lolos ke perempat final Piala Asia U 23 2024. Garuda Muda bakal melakoni penentu melawan Timnas Yordania.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024