"Koalisi Golkar dan Demokrat Sudah Terbukti"

VIVAnews - Pasca pemilu 2009, partai-partai politik sibuk meretas koalisi dengan partai lain. Tak terkecuali Golkar, 'Golden Triangle' yang digagas bersama PDIP dan PPP ternyata bukan harga mati. Sebagian elit Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar mengusulkan agar kongsi dengan Partai Demokrat, partainya Yudhoyono, dipertahankan.

"Kami tidak boleh memutuskannya sendirian, harus bersama sama dengan DPD, pada rapat pimpinan  khusus", kata Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono kepada wartawan sebelum membuka Rapat Paripurna di DPR RI, Jakarta, Senin 13 April 2009.

Desakan untuk kembali berkoalisi dengan Demokrat itu diakui Agung karena DPP  berkecenderungan ingin mewujudkan sistem kinerja pemerintahan yang baik yakni demi stabilitas politik. Apalagi, menurut Agung, "yang sudah terbukti ya memang koalisi antara Golkar dengan Partai Demokrat."

Namun, berkoalisi dengan Demokrat belum berarti melanjutkan duet Yudhoyono-Kalla. Jadi atau tidaknya duet kembali itu tentu juga masih bergantung pada Partai Demokrat sendiri. "Tentu tergantung dari Pak Yudhoyono. Kami tidak boleh memutuskan sendiri", tambah dia.

Dengan siapapun koalisi dibangun, koalisi harus serius dipikirkan karena koalisi adalah persoalan strategis, termasuk menentukan nasib Golkar dalam pemilihan presiden. "Apakah relevan atau tidak mengajukan capres, apakah hanya mengajukan sebagai wapres", tambah Agung.

Fakta-fakta Anggota TNI Tersambar Petir di Depan Mabes Cilangkap, 1 Meninggal Dunia
Tangkapan layar anggota KPU RI Idham Holik saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU RI, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

Ganjar-Mahfud Ngaku Tak Dapat Undangan Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Bilang Begini

KPU mengeklaim bahwa lembaganya sudah menjalin komunikasi secara pribadi kepada liaison officer atau naradamping pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024