Pembatalan Sentralisasi LSI

Ditengarai Karena Desakan Klub Papan Bawah

VIVAnews - PSSI akhirnya membatalkan niat Badan Liga Indonesia (BLI) untuk menggelar sentralisasi Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Dinterangarai, keputusan ini diambil karena ada desakan dari klub-klub penghuni zona merah degradasi.

Terima Kunjungan LBBP Jepang, Menaker Berharap Kerja Sama Ketenagakerjaan Indonesia-Jepang Meningkat

Sekretaris Persik Kediri, Barnadi mengaku tidak terkejut dengan adanya pembatalan sentralisasi Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Pasalnya, sejak awal rencana tersbut sudah mendapat penolakan dari tim-tim yang berada di zona merah degradasi.

"Saya pikir BLI terlalu terburu-buru dalam menetapkan keputusan mengenai sentralisasi ini. Akhirnya PSSI mendapat banyak protes dari klub-klub yang terancam degradasi," kata Barnadi saat dihubungi VIVAnews, Senin, 13 April 2009.

Rencana untuk menggelar sentralisasi ditetapkan di Jawa Timur, akhir Maret lalu. Langkah itu diambil BLI untuk mengantisipasi kesulitan klub dalam mendapatkan izin pertandingan selama masa kampanye legislatif 2009.

BLI selanjutnya menetapkan Jawa Timur sebagai tuan rumah sentralisasi. Tiga stadion ditunjuk untuk menggelar 36 pertandingan yang tertunda. Masing-masing adalah Kanjuruhan (Malang), Brawijaya (Kediri), dan Surajaya (Lamongan).

Menurut Barnadi, rencana ini memang sangat memberatkan klub-klub dari luar Jawa Timur. Apalagi tim-tim yang berada di zona degradasi. Tim-tim ini keberatan karena harus kehilangan beberapa partai kandang yang biasanya menjadi lumbung poin.
 
"Dulu memang klub kesulitan untuk mendapat izin, tapi sekarang semuanya sudah lebih mudah. Beberapa daerah bahkan bisa mendapat izin saat masa kampanye. Harusnya sentralisasi memang tidak perlu digelar," kata Baenadi.

Persik Tidak Alami Kerugian
Stadion Brawijaya, Kediri menjadi salah satu venue yang ditunjuk untuk BLI untuk menggelar babak sentralisasi Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Menurut Barnadi pihaknya sudah sempat mendapat izin dari kepolisian untuk menggelar sentralisasi.

Meski akhirnya dibatalkan, Barnadi mengaku pihaknya tidak mengelamo kerugian. Sebab, selain seluruh dana penyelenggaraan ditanggung BLI, pihaknya juga belum bergerak lebih jauh. "Kami baru memberikan laporan ke BLI seputar penginapan bagi tim. Tapi belum sempat dibooking," kata Barnadi.

Bintang Emon dan Istri, Alca Octaviani

Gak Nyangka, Istri Bintang Emon Dinyatakan Positif Narkoba

Kabar ini lantas membuat Bintang Emon keheranan karena sang istri belum lama ini mendapatkan rekomendasi obat dari seorang apoteker.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024