"SMS Obat Berbahaya, Itu Isu Lama"

VIVAnews - Pesan singkat (short messages service/SMS) penarikan obat flu yang mengandung Phenylpropanolamine (PPA) yang dianggap berbahaya karena menyebabkan pendarahan di otak kembali menggelinding di masyarakat saat ini. Namun, SMS tersebut disinyalir merupakan isu lama yang kembali dihembuskan pihak tertentu yang ingin mengambil keuntungan.

"SMS itu isu lama yang kembali dihembuskan," kata Vidjongtius, direktur dan sekretaris perusahaan PT Kalbe Farma Tbk kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu, 15 April 2009.

Menurut dia yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Enseval Putra Megatrading Tbk, isu tersebut sudah beredar di masyarakat sejak tahun 2000 dan hal itu ternyata sampai sekarang tidak terbukti.

"Sampai saat ini, tidak ada ketentuan dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Depkes (Departemen Kesehatan) yang melarang beredarnya obat flu yang mengandung PPA," ujar Vidjong.

Vidjong menambahkan, karena sampai sekarang ini tidak pernah ada penelitian atau kejadian kalau obat flu yang mengandung PPA itu menyebabkan terjadinya pendarahan di otak bila digunakan sesuai dosisnya. "Tahun 2001 kalau tidak salah, memang pernah terjadi di Amerika Serikat, tapi karena itu disalahgunakan menjadi obat diet dan dosisnya tinggi sekali," kata dia.

Dia mengakui, apapun bentuknya (seperti contoh minum kopi), bila diminum melebihi dosis yang ditentukan akan menimbulkan efek samping. "Makanya, obat flu yang diproduksi kami selalu tertera petunjuk dan dosis yang aman untuk dikonsumsi konsumen," tutur Vidjong.

Kata Shin Tae-yong Usai Heerenveen Izinkan Nathan Tjoe-A-On Kembali ke Timnas Indonesia U-23
Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

Kehadiran pasangan AMIN saat penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024–2029 dinilai bisa memberi legitimasi hasil Pemilu 2024.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024