VIVAnews - PT Jamsostek mengusulkan perubahan batas maksimal total investasi penyertaan langsung perseroan dari 5 pesen menjadi minimal 10 persen. Hal itu untuk menyiasati sedikitnya keuntungan dari investasi tradisional.
Selama ini ketentuan batas maksimal investasi perseroan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Investasi Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dalam pasal 8 ayat g disebutkan penyertaan langsung untuk setiap pihak tidak melebihi 1 persen dari jumlah investasi, dan seluruhnya tidak melebihi 5 persen dari jumlah investasi.
"Pembatasannya itu perlu dinaikkan untuk bisa menghasilkan return yang lebih besar," kata Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga di Gedung Bapepam-LK, Jalan Wahidin, Jakarta, Rabu 15 April 2009.
Menurut Hotbonar, Jamsostek harus mencari alternatif bentuk investasi lain di tengah kondisi ekonomi sulit seperti saat ini. Keuntungan dari investasi tradisional seperti deposito dan obligasi terus menurun, sedangkan pasar saham belum pulih sepenuhnya.
Hal itu semakin diperberat karena Jamsostek menjanjikan keuntungan investasi 1,5 - 2 persen di atas suku bunga deposito tiga bulanan bank pemerintah. "Kami harus mencari upaya agar ada alternatif investasi yang bisa menghasilkan keuntungan lebih baik," ujar Hotbonar.
Kendati meminta revisi aturan pembatasan investasi langsung, Jamsostek belum akan masuk dalam produk investasi berupa properti. Sebab keuntungan dari bisnis tersebut masih rendah dibandingkan produk deposito. Kalaupun masuk dalam properti, investasi yang ditanamkan umumnya untuk jangka panjang.
Hotbonar mengakui, investasi langsung harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Selain itu, perusahaan juga harus memiliki ahli yang mengerti di sektor usaha yang akan dimasuki. "Memang risiko besar, tapi biasanya berhubungan dengan keuntungan yang besar pula, jadi searah," katanya.
5 Fakta Menarik Jelang Duel Everton vs Liverpool di Premier League
Liverpool akan menyambangi markas Everton dalam lanjutan Premier League di Stadion Goodison Park pada Kamis dini hari nanti, 25 April 2024, pukul 02.00 WIB.
