Bursa Wall Street

Saham Dow Jones-S&P Naik, Nasdaq Melorot

VIVAnews - Saham-saham yang tergabung dalam indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street, Amerika mengalami peningkatan untuk pertama kalinya dalam tiga hari setelah harga minyak mencapai titik terendah dalam 16 bulan terakhir di tengah spekulasi bahwa perekonomian global tidak akan merosot lebih buruk lagi. Namun indeks Nasdaq masih suram.

Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks saham S&P 500  naik 11,34 poin atau 1,3 persen menjadi 908,12. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 172,04 poin atau 2 persen ke posisi 8.691,25. Sementara saham-saham teknologi yang tergabung dalam indeks Nasdaq tergelincir 11,84 poin atau 0,7 persen ke level 1.603,91.

"Saya pikir orang merasa ini saatnya untuk menghentikan kejatuhan dan mereka mulai mencari (saham) yang pada dasarnya sudah mencapai titik terendah," kata Scott Fullman, direktur strategi investasi derivatif dari WJB Capital Group di New York, seperti yang dikutip dari AP, Jumat 24 Oktober 2008.

"Analogi yang saya gunakan saat ini adalah bahwa Anda dapat membeli sebuah BMW dengan harga Toyota," imbuh Scott.

Dengan perputaran yang terjadi, perdagangan saham Wall Street diprediksi masih akan berfluktuasi karena investor akan menguji apakah pasar benar-benar telah membentuk ke bawah.

Inggris, AS Berikan Sanksi pada Tokoh Militer Terkemuka Iran Usai Serangan Terhadap Israel
Ilustrasi cadangan devisa, utang luar negeri, modal asing, dan devisa hasil ekspor.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 sebesar US$407,3 miliar. Jumlah itu mengalami kenaikan US$1,6 miliar dari Januari 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024