17 April 1999

Bom di Inggris, 45 Orang Cedera

VIVAnews - Sebuah bom meledak di luar toko serba ada di Kota Brixton, London bagian utara pada 17 April 1999. Sekitar 45 orang terluka dan setidaknya empat orang menderita luka parah, termasuk bayi berusia satu tahun yang terkena paku di kepalanya.

Seorang pedagang, George Jones mengaku diserahi tas berisi bom sesaat sebelum bom itu meledak. "Saya membuka tas itu dan saya lihat berisi benda berbentuk kubus yang diselubungi selotip dan paku," ujar Jones seperti dimuat di laman stasiun televisi BBC.

Jones lalu menghubungi polisi namun bom meledak saat dia berusaha membuang tas itu jauh dari para pembeli. Jones terhempas hingga ke seberang jalan dan terkena pecahan bom.

Sebuah helikopter polisi dan para petugas anti-bom segera datang ke lokasi kejadian. Sementara Scotland Yard mengaku tidak menerima laporan intelijen sebelum ledakan di luar supermarket Islandia itu. Menteri Dalam Negeri Jack Straw mengutuk peristiwa itu.

Seorang saksi Jools Thomas mengatakan kondisi pasca-ledakan sangat mengerikan. "Ada seorang anak dengan paku di kepalanya, dan orang lain dengan paku di dadanya," kata Thomas.

Meski polisi mengaku belum menemukan motif peledakan, mereka menolak mengaitkan kejadian dengan kelompok paramiliter Irlandia Utara. Namun aktivis kulit hitam Lee Jasper menduga peledakan ini dilakukan kelompok rasis sayap kanan.

Brixton merupakan tempat tinggal etnis minoritas dan pusat kebudayaan kulit hitam di London.

Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru
Syifa Hadju

Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

Sejak kabar itu viral, banyak warganet yang memberi perhatian kepada Syifa Hadju. Mereka ramai-ramai memenuhi kolom komentar.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024