VIVAnews - Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Suryadharma Ali ternyata tidak terlalu suka produk tradisional dan lokal.
"Saya lebih suka selera nasional," kata Suryadharma Ali dalam "Inspirasi Wirausaha! Taklukkan Krisis, Gali Potensi Lokal" di Balai Kartini, Sabtu 18 April 2009.
Ungkapan ini, ujarnya, bukan maksud untuk menyingkirkan produk lokal, melainkan lebih pada permintaannya guna lebih mengembangkan dan meningkatkan inovasi dalam semua produk lokal.
Ia juga menyinggung perbedaan pendapat pasar tradisional dan pasar modern. "Sering diperdebatkan pasar tradisional itu tidak mengikuti trend belanja masyarakat dan adanya perubahan sosial. Pasar tradisional tidak pernah mengalami perubahan sosial. Dari dulu begitu-begitu saja," ujar Ali.
Pasar tradisional tidak pernah memperhatikan keinginan konsumen bagaimana produk harus lebih baik, pendapatan yang meningkat, serba praktis juga kenyamanan dalam berbelanja. "Pasar tradisional sampai hari ini becek, sampah beterbaran dimana-mana, tidak aturan, aroma tidak sedap dan semua aroma itu masih melekat sampai hari ini. Jadi kalau ibu-ibu masuk ke pasar ini, maka begitu keluar baunya nano-nano," seloroh dia.
Ini berbeda dengan situasi pasar modern. Batik dicontohkan adalah kekayaan lokal yang punya selera nasional bahkan internasional. "Jadi sebenarnya bagus sekali kedaerahan itu, tapi seleranya sekurang-kurangnya nasional, karena kalau kekayaan hanya sebatas selera lokal tidak akan baik dan dari sisi ekonominya tidak berkembang," kata Ali. Ali mengatakan dengan produk yang hanya berorientasi lokal maka pasarnya hanya terbatas di kalangan tertentu.
Blak-blakan, Ketum PSSI Erick Thohir Ungkap Pembicaraan dengan Emil Audero
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, blak-blakan soal pertemuan dengan kiper Inter Milan, Emil Audero. Akankah Emil akan jadi pemain naturalisasi Timnas Indonesia terbaru.
