VIVAnews - Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Suryadharma Ali kecewa sikap perbankan nasional yang belum berpihak ke sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).
Menteri mengatakan sudah sejak lama meminta perbankan untuk memisahkan antara penyaluran kredit Konsumtif dan Produktif, tapi hingga sampai saat ini tidak ada tindak lanjutnya.
"Saya tidak tahu ada alasan apa," ujar Suryadharma di Balai Kartini, Sabtu 17 April 2009. Padahal pemisahan ini penting, karena banyak usaha menengah kecil dan mikro yang membutuhkan pendanaan ini.
"Mereka penting karena usaha ini adalah pencipta lapangan kerja informal," katanya. Dikatakan, saat ini jumlah wirausaha nasional hanya sekitar 0,18 persen dari jumlah penduduk. "Kita masih jauh dari negara maju yang total wirausahanya mencapai 2 persen," katanya.
Oleh karena itu, upaya mendorong UMKM dengan koperasi sangat didukung oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Dengan koperasi ini maka pembiayaan UMKM bisa berjalan. Sampai saat ini dikatakan sudah ada 140 ribu koperasi simpan pinjam.
Di Jawa Timur dia menyontohkan ada Koperasi Setiabakti Wanita dan Setiabudi wanita. Koperasi ini berhasil mengembangkan banyak bisnis UMKM dengan tingkat kredit macet nol persen.
Di Bali ada LPD Jimbaran, yang sekarang asetnya mencapai lebih dari Rp 70 miliar dari awalnya Rp 12 juta rupiah. Sementara di Pekalongan koperasi simpan pinjam Kospi Jasa, sekarang asetnya sudah mencapai Rp 1 triliun.
Apa kunci sukses mereka? Kata Suryadharma Ali kata kunci suksesnya adalah pengelolaan lembaga usaha yang menggunakan nilai-nilai agama, adat istiadat, nilai sosial dan nilai-nilai lain yang diciptakan sendiri dalam bentuk kontrak usaha dan komitmen untuk melakukan usaha bersama.
Dikatakan LPD Jimbaran misalnya berhasil berkembang karena mengenakan agama dan adat istiadat sebagai prinsip berjalannya koperasi. "Ada karmapala di ajaran Hindu itu dipegang erat, jadi masyarakat segan terhadap upaya-upaya yang mengarah ke kredit macet," katanya. Sedang di Jawa Timur koperasi bisa mengembangkan banyak UMKM dengan tingkat kredit macet nol persen karena menerapkan sistem tanggung renteng.
VIVA.co.id
18 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
BYD akan meramaikan ceruk pasar komersial melalui pikap kabin ganda bertenaga listrik. Sebelumnya jenama asal China itu sudah memiliki mobil listrik penumpang, dan bus
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
29 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Sinopsis Branding In Seongsu Episode 19: Kisah Pilu Alasan Dendam Lomon 5 sejak Tahun Lalu
IntipSeleb
9 jam lalu
Branding In Seongsu episode 19 mengisahkan bagaimana perasaan Lomon untuk balas dendam tercipta karena alasan yang memilukan. Apa itu? Intip spoilernya di bawah.
Shinta Arsinta kembali merilis music video versi live terbarunya dengan membawakan lagu yang berjudul 'Jaga Cinta Kita'. Videonya dirilis lewat channel YouTube.
Selengkapnya
Isu Terkini