BNI: Suku Bunga Kredit UKM Masih Sulit Turun

VIVAnews - Bunga kredit untuk usaha kecil menengah diperkirakan masih belum sulit turun secara signifikan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). Suku bunga kredit masih tinggi karena terbawa oleh pengaruh bunga simpanan yang terlalu tinggi tahun lalu.

Kepala Bagian Pengembangan Usaha Kecil Bank Negara Indonesia Ayu Sari Wulandari mengatakan sejak Oktober tahun lalu, bunga tabungan tinggi. "Ini terjadi ketika krisis orang tidak menanamkan uangnya diinvestasi yang beresiko, tapi dalam bentuk tabungan seperti deposito tetap yang berjangka satu tahun," katanya.

Sehingga ketika suku bunga yang diberikan adalah 12 persen dalam satu tahun, kata Ayu, maka sejak Oktober sampai sekarang, suku bunga belum bisa turun besar. "Suku bunga kredit tidak serta-merta turun karena masih ada deposito yang bunganya tinggi, karena belum satu tahun," katanya. Sehingga suku bunga kredit ini terus berjalan dan baru sedikit diturunkan.

BNI sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai Februari 2009, tercatat memiliki kurang lebih 8.000 debitur. Jumlah Usaha Kecil Menengah yang mendapatkan kredit kurang pada 2008 tercatat antara 56 ribu sampai 57 ribu UKM dengan eksposur dana sekitar Rp 24 triliun.

Ayu mengatakan, BNI dalam penyaluran kredit usaha ini tidak bisa sampai ke kecamatan apalagi pedesaan. "Fokus kami adalah di bisnis perkotaan karena itu menilik dari keberadaan Kantor BNI itu sendiri," katanya. Di seluruh Indonesia, lanjutnya, ada kurang lebih 250 outlet BNI yang bisa memberikan kredit dan sebanyak 900 kantor cabang lain yang menjadi pemasaran penyaluran kredit BNI Wirausaha dan KUR.

Selain itu BNI juga bekerjasama dengan BPR dan Koperasi serta himpunan petani untuk menyalurkan pinjaman. Kerjasama ini dilakukan diseluruh Indonesia karena BNI mengalami keterbatasan dalam kantor cabang.

Otoritas IKN Kerjasama dengan Universitas Leiden Belanda
Ilustrasi/Petani

Harga Kembang Pala Meroket hingga Ratusan Ribu Gegara Bumbu Masakan Diburu

Harga bunga pala (fuly) di pusat penjualan hasil perkebunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meroket saat ini.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024