Yudhoyono: Mestinya KPU Bisa Tepat Waktu
VIVAnews - Pasca pemilihan umum 2009, beberapa permasalahan masih menggelayuti Komisi Pemilihan Umum. Selain persoalan daftar pemilih tetap (DPT) yang amburadul dan terancam mengganggu pelaksanaan pemilu presiden, proses perhitungan suara juga jauh dari lancar.
"Penilaian kurang cepatnya perhitungan KPU yang menggunakan IT, bahkan disebut-sebut perhitungan yang bersifat manual bisa lebih cepat," kata Yudhoyono saat membuka rapat terbatas dengan para petinggi keamanan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 20 April 2009.
Persoalannya, tambah dia, bagaimana bisa memasukan yang manual itu ke dalam sistem. Yudhoyono mengaku sudah meminta menteri dalam negeri berkomunikasi dengan komisi pemilihan. "Mintakan penjelasan KPU apakah timeline yang telah ditetapkan bisa dipenuhi. Mestinya bisa," tambah dia.
Pemerintah, kata Yudhoyono, tak akan mengintervensi komisi. "Tapi bagaimana rakyat mendapatkan certainty [kepastian] bahwa penghituangan suara akan selesai tepat pada waktunya," tambah Yudhoyono.
Perhitungan suara dalam pemilu 2009 lebih rumit dan kompleks daripada pemilu 2004, harus dihitung secara cermat perolehan suara dari masing-masing calon legislatif. Sebab, nasib para calon ditentukan berdasarkan banyaknya suara yang mereka dapatkan.
Semua pihak, kata Yudhoyono, harus bersikap tenang menunggu hasil perhitungan suara KPU. "Jangan sampai menjadi tidak proporsional sehingga terjadi konflik pada lapisan bawah yang sama-sama tidak kita kehendaki," kata Yudhoyono.
Pemerintah daerah juga diminta memastikan tak ada penyimpangan dalam proses perhitungan suara. "Ini menjadi pengawasan kita karena pada dasarnya pemerintah juga mempunyai kepentingan. Saya sebagai kepala negara juga punya kepentingan untuk memastikan KPU dan jajaranya melaksanakan tugasnya dengan baik," tambah dia.